Oleh: Bahren Nurdin
Berbagai bentuk kekerasan yang dilakukan oleh kaum remaja di berbagai kota marak terjadi saat ini, tidak terkecuali di Kota Jambi. Bahkan, jika tidak berlebihan kekerasan yang mereka perbuat telah mencapai level yang mengkhawatirkan.
Beberapa kasus kriminal seperti penyerangan geng motor, pembunuhan driver taxi online, dan pemerkosaan merupakan indikasi bahwa ada persoalan besar yang sedang dihadapi anak-anak muda negeri ini dan perlu diselesaikan.
Sebagai masyarakat, kita harus bertindak cepat dan bekerja sama untuk mengatasi akar permasalahan ini sebelum tentunya semakin memburuk.
Sebagaimana kita yakini bahwa masa remaja adalah periode yang penuh dengan gejolak emosi dan perubahan fisik serta psikologis yang signifikan.
Di tengah transisi ini, remaja seringkali merasa bingung dan berusaha untuk menemukan identitas diri mereka. Mereka ingin dianggap sebagai individu yang unik dan berharga, serta ingin mendapatkan pengakuan dari lingkungan sekitarnya.
Sayangnya, jika kebutuhan akan perhatian dan eksistensi ini tidak terpenuhi melalui cara yang positif, remaja dapat mencari jalan lain yang justru berujung pada perilaku negatif seperti bergabung dengan geng motor atau terlibat dalam tindakan kriminal.
Dengan bergabung dalam kelompok semacam itu, mereka merasa mendapatkan rasa memiliki, pengakuan, dan identitas yang mereka cari.
Ada beberapa faktor yang kemungkinan berkontribusi terhadap meningkatnya kekerasan remaja di Kota Jambi seperti kemiskinan, kurangnya akses pendidikan yang berkualitas, lingkungan keluarga yang tidak stabil, dan minimnya kegiatan positif untuk mengisi waktu luang.
Sesungguhnya, kita semua bertanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif bagi pertumbuhan mereka.
Salah satu langkah penting yang dapat diambil adalah dengan meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam upaya pencegahan. Orang tua, guru, pemuka agama, dan tokoh masyarakat harus berkolaborasi untuk memberikan bimbingan dan dukungan yang dibutuhkan oleh remaja. Kita harus mendengarkan suara mereka, memahami tantangan yang dihadapi, dan bekerja sama untuk menemukan solusi yang efektif.
Saatnya kita merangkul, bukan ‘memukul’. Penting bagi kita semua untuk merangkul remaja dengan tangan terbuka. Orang tua harus meluangkan waktu lebih banyak untuk mendengarkan dan memahami apa yang sedang mereka hadapi.
Guru dan pembimbing juga harus berperan aktif dalam memberikan bimbingan dan dukungan emosional yang dibutuhkan remaja.
Di samping itu, komunitas dan lembaga masyarakat dapat berperan dalam menciptakan program-program yang melibatkan remaja secara aktif. Kegiatan seperti mentoring, konseling, dan pengembangan keterampilan hidup (life skills) dapat membantu remaja membangun rasa percaya diri dan menemukan tujuan hidup yang positif.
Dengan memberikan sentuhan dan perhatian yang cukup, kita dapat membantu remaja merasa dihargai, diterima, dan akhirnya terhindar dari perilaku negatif. Mereka akan merasa menjadi bagian dari masyarakat yang peduli, dan ini dapat menjadi motivasi bagi mereka untuk berkontribusi secara positif di masa depan.
Merangkul remaja dengan kasih sayang dan dukungan yang tulus merupakan langkah penting dalam upaya mencegah kekerasan remaja di Kota Jambi. Dengan bersatu padu, kita dapat menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif bagi pertumbuhan generasi muda kita.
Selain itu, pemerintah daerah juga harus berperan aktif dalam menyediakan program-program yang dapat mengembangkan minat dan bakat remaja.
Fasilitas olahraga, kesenian, dan kegiatan ekstrakurikuler lainnya harus tersedia dan terjangkau bagi semua kalangan. Dengan memberikan outlet yang positif bagi remaja, kita dapat mengurangi risiko mereka terlibat dalam kegiatan negatif seperti geng motor atau tindakan kriminal lainnya.
Selebihnya, penguatan sistem hukum dan penegakan hukum juga harus tetap menjadi prioritas. Pelaku kekerasan remaja harus dihadapkan pada konsekuensi yang tegas, namun juga harus disediakan program rehabilitasi dan pembinaan yang memadai agar mereka dapat kembali ke jalan yang benar. Dibina dengan penuh kasih sayang, bukan ‘dibinasakan’ dengan kebencian.
Akhirnya, meningkatnya kekerasan remaja khususnya di Kota Jambi merupakan tantangan yang besar bagi kita semua. Namun, yakinlah dengan kerjasama dan komitmen yang kuat dari seluruh elemen masyarakat, kita dapat mengatasi masalah ini. Sudah saatnya kita mengambil tindakan nyata untuk melindungi masa depan generasi muda kita dan menciptakan lingkungan yang aman dan damai bagi semua warga Kota Jambi. Saatnya kita merangkul bukan memukul. (Pengamat Sosial dan Kebijakan Publik)