Unair Green

Jumat 28 Jun 2024 - 19:29 WIB
Editor : Jurnal

Kelompok pertama: mereka yang dipaksa. Kelompok kedua: mereka yang masih menghitung untung rugi. Kelompok ketiga: mereka yang belum mengerti.

Itulah pengelompokan dunia usaha ketika ditanya apakah sudah melakukan pengurangan emisi karbon di perusahaan masing-masing.

Kemarin saya diundang untuk membahas pengurangan emisi karbon di program Pasca Sarjana Universitas Airlangga. Yang memimpin diskusi Dewi Rizki dari WWF.

Para pengusaha diwakili Kadin dan Apindo. Dihadirkan juga Polda dan Kajati Jatim. Lalu eksekutif dari PLN.

Dari forum itu diketahui bahwa ternyata peran perusahaan swasta masih sangat kecil. Yang sudah melaksanakan barulah mereka yang dipaksa. Yang mampu memaksa mereka adalah partner mereka sendiri di negara maju.

Misalnya Nike dan Adidas. Mereka mewajibkan pabrik sepatu partner mereka di Indonesia untuk terus mengurangi emisi karbon. Kalau tidak, hubungan bisnis diputus. Pengusaha Indonesia takut. Terpaksa masuk ke program green.

Salah satu yang mereka lakukan adalah memasang solar cell di pabrik mereka. Itu berakibat kenaikan biaya produksi.

Cara lain: minta ke PLN untuk mendapat kiriman listrik dari pembangkit green. Misalnya dari pembangkit listrik panas bumi (geotermal).

PLN kini melayani permintaan listrik hijau seperti itu. Dengan tarif yang lebih tinggi. Anda pun bisa minta jenis listrik seperti itu ke PLN. Untuk rumah Anda. Siapa tahu Anda juga semakin peduli pada green energi.

Sudah lama saya tidak ke Unair. Gedung pasca sarjananya ternyata baru. Klasik. Bergaya arsitektur abad 16. Warna putih. Ruang-ruang kelasnya sangat masa kini.

Boleh dikata gedung pasca sarjana ini menjadi ikon baru di kampus B Unair. Yakni yang di selatan RSUD Dr Sutomo.

Kampus A-nya, Anda sudah tahu: khusus untuk fakultas kedokteran. Di sebelah utara RSUD Dr Sutomo.

Rektor Unair sendiri berkantor di Kampus C: lebih ke timur. Lebih luas. Lebih besar.

Saya lihat Kampus C ini terus ditata. Dibenahi. Kian indah. Kian hijau. Rasanya wajah Unair sekarang ini adalah yang paling indah dalam sejarahnya.

Unair juga terus memperbaiki rankingnya. Tiap tahun naik. "Tahun 2019 masih di urutan 750-800 dunia. Tahun ini di urutan 345," ujar Prof Dr Suparto Wijoyo. "Tahun depan 308," tambahnya.

Kategori :

Terkait

Minggu 22 Dec 2024 - 20:21 WIB

Celeng Banteng

Jumat 20 Dec 2024 - 20:58 WIB

Tipuan Magelang

Kamis 19 Dec 2024 - 20:51 WIB

Partner Dansa

Rabu 18 Dec 2024 - 20:59 WIB

Mati Lagi

Senin 16 Dec 2024 - 20:28 WIB

Manajer Istri

Terkini

Minggu 22 Dec 2024 - 22:54 WIB

Dewan Ingatkan BKPSDM

Minggu 22 Dec 2024 - 22:52 WIB

Sekda Buka Rakor Natura

Minggu 22 Dec 2024 - 22:51 WIB

Pendaftaran P3K Dibuka Akhir Desember

Minggu 22 Dec 2024 - 22:49 WIB

134 Personil Amankan Natura

Minggu 22 Dec 2024 - 22:48 WIB

Konflik Lahan Berakhir Damai