Bahkan, kartu kuning pertama dalam pertandingan tercipta karena Morata melanggar dengan menginjak pergelangan kaki Luka Lochoshvili.
Aksi itu menutup babak pertama dengan skor 1-1.
Pada babak kedua, pertandingan tersebut dimulai dengan aksi penyelamatan kiper Georgia yang menepis tendangan bebas Lamine Yamal.
Namun, tendangan bebas pemain bernomor punggung 19 itu menjadi cikal bakal gol kedua untuk Spanyol. Selang semenit atau menit ke-52, bola yang masih dikuasai La Furia Roja kembali lagi ke kaki Yamal.
Tanpa pengawalan bek, dia melepas umpan silang terukur ke mulut gawang. Fabian Ruiz yang menunggu, lantas menanduk bola dengan dengan indah.
Skor berbalik jadi 2-1 untuk keunggulan skuad asuhan Fuente.
Merespons itu, kedua pelatih melakukan pergantian sejumlah pemain. Dimulai dengan sayap penuh talenta Pedri yang diganti dengan Dani Olmo. Begitu juga dengan Georgia yang mengganti dua pemainnya.
Menit ke-74 Yamal sempat membuat fan La Roja bergejolak senang karena golnya semakin menambah keunggulan. Tapi wasit Francois Letexier berkata lain. Setelah mengecek video assistant referee (VAR), gol Yamal dianulir karena pemain itu sudah terlebih dahulu dalam posisi offside.
Tidak butuh waktu lama, akhirnya suporter bisa bersorak gembira karena semenit kemudian Spanyol unggul menjadi 3-1.
Skema serangan balik cepat dilakukan dan kali ini, Williams yang menjadi aktornya. Pemain muda itu melakukan tendangan placing ke gawang, setelah berlari kencang dan membawa bola dari setengah lapangan menuju gawang Georgia.
Tidak puas sampai di situ, Georgia yang tampak kehilangan semangat, terus diperdaya Spanyol di area pertahanan.
Hasilnya, Olmo turut membukukan namanya seusai melakukan kerja sama one-two dengan pemain lain di depan kotak penalti. Dengan gesit, dia melepas tendangan menggunakan kaki kiri dan bola pun meluncur tanpa bisa ditepis kiper.
Hingga pertandingan berakhir, skor 4-1 untuk kemenangan Spanyol tidak berubah.(ant)