Kalau tujuan pelantikan wakil menteri di masa injury time ini sebagai masa pemagangan, itu sangat baik.
Pertama, pertanda Jokowi-Prabowo satu hati. Jokowi mau melantik mereka di masa injury time.
Kedua, lamanya masa transisi bisa diisi dengan pemanasan bagi para calon menteri. Ketiga, Jokowi bisa menerima bahwa pos-pos penting itu diisi oleh ordalnya Prabowo.
Tommy, 52 tahun, sebenarnya jauh dari pendidikan formal bidang keuangan. Ia kuliah di Amerika di prodi sejarah. Lalu hubungan internasional. Tapi Tommy adalah seorang praktisi keuangan. Ia pernah jadi analis keuangan di grup yang membawahi banyak bank di Inggris: Wheelock NatWest. Waktu itu Tommy berbasis di Hong Kong.
Kalau memang seperti itu maka masa injury time ini bisa juga disebut sebagai masa fifty-fifty. Yakni gabungan rasa antara presiden lama dan presiden baru. Belum pernah terjadi seperti ini di masa-masa lalu.
Siapa tahu minggu depan masih akan ada lagi pelantikan wakil-wakil menteri yang perlu dimagangkan.
Dengan demikian orang tidak perlu terkejut melihat kabinet barunya Prabowo kelak; terkejutnya sudah mulai dicicil sekarang.(Dahlan Iskan)