Puluhan Ekor Sapi Warga Mati, Diduga Akibat Terjangkit Virus Jembrana

Sapi warga Parit Culum I, Kecamatan Muara Sabak Barat, Kabupaten Tanjabtim mati mendadak yang diduga akibat terjangkit virus Jembrana.--

MUARASABAK, JAMBIEKSPRES.CO–Sebanyak 40 ekor ternak sapi di Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim) dilaporkan mati dalam kurun waktu satu bulan terakhir.

Para pemilik ternak menduga kematian ini disebabkan oleh virus Jembrana.

Dedi, salah seorang pemilik ternak di Kelurahan Parit Culum I, Kecamatan Muara Sabak Barat, mengatakan bahwa meski tidak dapat memastikan secara pasti penyebab kematian sapinya, ciri-ciri yang terlihat mirip dengan gejala virus Jembrana.

BACA JUGA:Wabup Tanjabtim Minta Agar Dana Desa Perlu Intervensi Stunting

BACA JUGA:Makanan Sumbun dan Buah Nipah Jadi Bintang di Pameran Tanjabtim

"Saya tidak bisa memastikan apakah sapinya mati akibat virus Jembrana atau tidak. Namun, melihat ciri-cirinya, sepertinya virus Jembrana. Untuk kepastian, kami sudah meminta Dinas Peternakan turun untuk mengecek," ungkap Dedi.

Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Tanjabtim, Agus Sadikin, melalui Kabid Keswan Kesmed, Edo Rivaldi, mengonfirmasi laporan tentang kematian ternak sapi tersebut.

"Ya, benar ada sekitar 40 ekor sapi yang mati. Dari ciri-cirinya, kasus ini memang mengarah ke virus Jembrana. Namun, untuk kepastian harus dilakukan uji laboratorium," jelas Edo Rivaldi.

BACA JUGA:Tragis, Nelayan Asal Nipah Panjang Hilang saat Melaut di Ambang Luar Perairan Tanjabtim

BACA JUGA:Siaga Karhutla 2024, Tanjabtim Bersiap Hadapi Musim Kemarau

Edo menjelaskan bahwa gejala sapi yang terkena virus Jembrana dapat dilihat dari beberapa ciri khas, seperti keringat berlebihan dan keluarnya darah secara terus-menerus saat sapi terluka.

"Ciri-ciri ini penting untuk diketahui oleh para peternak agar bisa segera mengidentifikasi dan menangani dengan cepat," tambahnya.

Virus Jembrana adalah penyakit yang dapat menular antar hewan ternak melalui gigitan lalat.

"Lalat yang menggigit hewan yang sudah terinfeksi kemudian dapat menularkan virus kepada hewan lain yang tergigit. Pengetahuan tentang cara penularan ini sangat penting bagi peternak untuk mencegah penyebaran penyakit," ungkap Edo.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan