Penurunan Produktivitas Pertanian Dorong Inflasi Agustus di Jambi

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Warsono (tiga dari kanan) menyampaikan perkembangan perekonomian Jambi--

JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO-Bank Indonesia (BI) Provinsi Jambi mengungkapkan bahwa inflasi di daerah tersebut pada Agustus 2024 dipengaruhi oleh penurunan produktivitas pertanian akibat musim kemarau yang berkepanjangan.
Menurut Kepala Kantor Perwakilan BI Jambi, Warsono, penurunan produktivitas pertanian berdampak pada meningkatnya harga bahan makanan.

"Inflasi kelompok bahan makanan meningkat seiring dengan turunnya hasil pertanian akibat musim kemarau," jelas Warsono dalam keterangan persnya di Jambi sebagaimana dikutip jambiekspres.co dari Antara.

BACA JUGA:Sinergi dalam Rantai Pasokan Pangan Kunci dalam Pengendalian Inflasi

BACA JUGA:A Ridwan: Penting Keselarasan untuk Pengendalian Inflasi
Selain itu, inflasi juga dipicu oleh kenaikan harga pada komoditas inti seperti emas perhiasan dan barang-barang yang dikenakan tarif tertentu, yang sejalan dengan penyesuaian tarif daerah.
Untuk mengatasi dampak inflasi ini, BI Jambi terus bekerja sama dengan pemerintah daerah melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dan Satgas Pangan.

BI juga aktif dalam program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) serta Gerakan Pangan Murah (GPM) untuk memastikan keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, dan kelancaran distribusi pangan.

Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa pada Juli 2024, Provinsi Jambi mengalami deflasi sebesar 0,82 persen (mtm).

BACA JUGA:Dua Daerah Saling Memberi Manfaat Kerjasama Pemkot Jambi-Kerinci Soal Inflasi dan Wisata

BACA JUGA:BI Jambi Perkirakan Pangan dan Tahun Ajaran Baru Pengaruhi Inflasi Juli 2024

Secara tahunan, inflasi di Jambi tercatat sebesar 0,90 persen (ytd) dan 2,14 persen (yoy).
Deflasi bulanan di Jambi dipengaruhi oleh penurunan harga beberapa komoditas, termasuk cabai merah, bawang merah, daging ayam ras, cabai hijau, dan tomat.

Penurunan harga daging ayam ras disebabkan oleh normalisasi permintaan setelah serangkaian hari libur nasional dan pesta masyarakat.
Penurunan permintaan pada produk non-pendidikan juga diperkirakan terjadi menjelang tahun ajaran baru. Harga jagung pakan menurun seiring dengan puncak panen jagung di Jambi pada Juni-Juli.
Harga cabai merah, cabai hijau, dan bawang merah menurun karena stabilisasi pasokan menjelang panen raya di Jambi dan pulau Jawa.

BACA JUGA:Inflasi Jambi Terkendali, Alami Deflasi Bulan Juni Pada Angka 3,34

BACA JUGA:IHSG berpeluang menguat di tengah rilis data inflasi dalam negeri

Sedangkan harga tomat turun akibat peningkatan pasokan dari panen raya di Kabupaten Kerinci dan Muaro Jambi. (*)

Tag
Share