Memulangkan Nelayan di Perbatasan

KN TANJUNG DATU: KN Tanjung Datu saat sandar di Dermaga Paslabuh TNI AL di Selat Lampa, Kabupaten Natuna. FOTO: ANTARA/MUHAMAD NURMAN --

"Kami tidak dipukul di sana (Malaysia), cuman tertekan aja karena di negara orang," ucap salah satu Nelayan Rizal.

Serah Terima

Setelah nelayan dinyatakan sehat, otoritas Malaysia menaiki KN Tanjung Datu dengan membawa berkas serah terima. Meski diwarnai rintik hujan dan alunan kecil gelombang, proses penyerahan tetap berjalan dengan lancar.

Selama proses serah terima berlangsung, di bagian buritan KN Tanjung Datu para personel Bakamla sibuk memindahkan tali kapal nelayan, dari kapal otoritas Malaysia ke KN Tanjung Datu.

Berkat pengalaman menarik kapal asal Australia yang sempat mengalami kerusakan mesin di perairan Perairan Natuna Utara pada Oktober 2023 dan latihan-latihan yang masif dilakukan, proses pemasangan tali berjalan dengan cepat dan tepat. Ketiga unit kapal berbanjar rapi, di mana jarak kapal pertama dari KN Tanjung Datu sekitar 50 meter, untuk dua lainnya sekitar 25 meter dari kapal pertama. Diberinya jarak agar kapal nelayan tidak rusak akibat gelombang yang ditimbulkan dari propeller (kipas) KN Tanjung Datu.Awalnya, kapal nelayan direncanakan diletakkan di atas KN Tanjung Datu, dan sebelumnya sudah dilakukan simulasi mengangkat kapal nelayan ke atas KN Tanjung Datu di perairan Natuna pada Kamis (8/8/2024), dengan menggunakan kapal nelayan setempat. Namun opsi ini dibatalkan sebab dinilai berisiko tinggi, terhadap kapal nelayan itu sendiri.

"Kita sudah membuat dua opsi, yang pertama kapal nelayan kita angkat ke atas KN Tanjung Datu, yang kedua kita tarik atau towing, dan setelah kita lakukan simulasi serta evaluasi, towing menjadi alternatif terbaik," ucap Komandan KN Tanjung Datu Kolonel Bakamla, Rudi Endratmoko.

Pemulangan Nelayan

Selesai tali dipasang, asap hitam dari kedua cerobong asap mengepul, air laut di belakang buritan juga terlihat beriak, petanda KN Tanjung Datu akan berlayar kembali ke Natuna. Mesin yang pada pelayaran penjemputan terdengar garang, tidak pada pelayaran kembali, sebab kecepatan diturunkan guna meminimalisir risiko rusak nya kapal nelayan yang ada di belakang.

Setelah kurang lebih 11 jam mengarungi lautan, lima orang dan dua unit kapal nelayan dipulangkan di Kecamatan Subi. Mereka  dijemput oleh Pemerintah Kecamatan setempat di perairan Subi. Wajah bahagia terpancar di wajah para nelayan, dan sanak saudaranya yang turut menjemput.

Ucapan terima kasih terdengar kembali, baik dari pemerintah setempat, keluarga nelayan serta nelayan itu sendiri. Penandatangan serah terima pun dilakukan di atas KN Tanjung Datu, namun hanya dari Dinas Perikanan Kabupaten Natuna dengan Pemerintah Kecamatan saja. Sebab, untuk penyerahan dari Bakamla ke Pemerintah Kabupaten Natuna akan diselenggarakan pada Minggu pagi di Dermaga Paslabuh TNI AL Selat Lampa.

Usai menandatangani berkas, Camat Subi berpamitan dan membawa warganya pulang ke kampung halaman. KN Tanjung Datu juga kembali melanjutkan pelayaran yang diperkirakan akan membutuhkan waktu 11 jam. Tepat pada Minggu (11/8) pukul 06.00 pagi, kapal berhenti menunggu keputusan apakah diperbolehkan untuk sandar di dermaga yang terlihat jelas dari atas KN Tanjung Datu.

Setelah beberapa menit menunggu, KN Tanjung Datu kembali bergerak merapat dan kemudian dilanjutkan dengan proses serah terima. Sebelum itu dilakukan para nelayan dan perwakilan keluarga diminta untuk duduk du kursi yang disediakan guna mendengarkan beberapa wejangan dari Komandan KN Tanjung Datu dan Pemkab Natuna, agar kejadian serupa tidak berulang.

Perwakilan nelayan juga diberikan kesempatan berbicara dan mengungkapkan kondisi yang mereka hadapi selama di negeri jiran. Delapan nelayan yang dipulangkan berjanji tidak mengulanginya dan mengaku jera, sebab mental mereka tertekan, meski jajaran otoritas Malaysia tidak pernah memukul para nelayan. (ant)

Tag
Share