Perlu Terapi Psikologis bagi Anak Korban Kekerasan Seksual

Kampanye damai perlindungan terhadap anak dari tindak kekerasan, eksploitasi, diskriminasi, dan pelecehan seksual. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/kye/aa.--

JAWATIMUR, JAMBIEKSPRES.CO-Psikolog Universitas Muhammadiyah Jember, dr. Ria Wiyatfi Linsiya, mengungkapkan pentingnya terapi psikologis untuk anak-anak yang menjadi korban kekerasan seksual guna mengatasi trauma yang mereka alami.
“Trauma akibat kekerasan seksual pada anak usia dini bisa sangat mendalam, memengaruhi kemampuan sosial mereka, dan memicu berbagai masalah psikologis,” ungkap dr. Ria dalam pernyataan tertulisnya sebagaimana dikutip jambiekspresco dari Antara.

BACA JUGA:Vitamin D Penting untuk Menjaga Imunitas di Semua Usia

BACA JUGA:WMO Ungkap Dampak Meningkat dari Perubahan Iklim dan Polusi Udara
Kasus terbaru kekerasan seksual terhadap anak di Jember melibatkan seorang bocah perempuan TK yang menjadi korban sepupunya sendiri, seorang mahasiswa.

Kasus ini telah dilaporkan ke Polres Jember sejak Januari 2024, namun hingga awal September, pelaku belum ditangkap dan proses hukumnya belum menunjukkan kemajuan signifikan.
“Kasus ini menyoroti betapa pentingnya penanganan psikologis yang efektif bagi korban. Dampak psikologis pada anak, terutama yang mengalami kekerasan seksual, sangat besar,” tambah dr. Ria.
Dalam penanganan korban, dr. Ria menekankan perlunya validasi emosional dan rasa aman.

“Memberikan jaminan seperti 'kamu baik-baik saja sekarang, kamu aman' lebih penting daripada langsung menginterogasi korban,” jelasnya.

BACA JUGA:Cegah Faktor Risiko Perkembangan Jantung Janin di Trimester Pertama

BACA JUGA:Pentingnya Asupan Protein untuk Penuaan yang Sehat
Selain itu, dukungan keluarga juga sangat penting untuk membangun kembali rasa percaya diri korban dan menciptakan lingkungan yang aman.

“Sebelum memulai terapi intensif, pastikan kondisi emosional korban stabil. Terapi harus dilakukan secara bertahap untuk menghindari tekanan tambahan,” tambah dr. Ria.
Untuk mengurangi kemungkinan trauma yang berkaitan dengan pelaku, dr. Ria menyarankan agar korban dijauhkan sementara dari pelaku.

“Menjauhkan korban dari lingkungan yang berhubungan dengan pelaku membantu mengurangi efek traumatis dan mencegah pemicu ingatan buruk.”
Pendampingan psikologis menyeluruh diperlukan untuk membantu korban mengatasi trauma dan membangun kesejahteraan mental.

“Langkah-langkah ini diharapkan dapat mendukung proses pemulihan dan membantu korban menghadapi masa depan dengan lebih baik,” tutup dr. Ria.
Kasus ini mencerminkan kebutuhan mendesak akan penanganan psikologis yang tepat dan sistem hukum yang responsif untuk kasus serupa di masa depan. (*)

Tag
Share