Ribuan Orang Turun ke Jalan Menentang Pengangkatan Barnier sebagai PM Prancis
Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan Presiden Prancis Emmanuel Macron (kanan) pada Jumat (19/8/2022) mengadakan pembicaraan via sambungan telepon untuk membahas situasi di Ukraina. ANTARA/Xinhua/aa.--
MOSKOW, JAMBIEKSPRES.CO- Ribuan warga Prancis menggelar aksi protes di berbagai kota pada Sabtu (7/9), menolak pengangkatan Michel Barnier dari sayap kanan sebagai perdana menteri baru.
Protes ini dipicu oleh ajakan partai-partai sayap kiri melalui aliansi New Popular Front, yang meraih kursi terbanyak dalam pemilu parlemen baru-baru ini.
Partai-partai sayap kiri, termasuk France Unbowed, telah mengorganisir demonstrasi di seluruh negeri setelah Presiden Emmanuel Macron menolak kandidat mereka, Lucie Castets, sebagai kepala pemerintahan.
France Unbowed, partai terbesar dalam aliansi tersebut, sebelumnya mengumumkan akan ada setidaknya 138 demonstrasi di berbagai kota Prancis.
BACA JUGA:Prancis Kecam Pernyataan Israel tentang Kelaparan di Gaza
BACA JUGA:Prancis Tak Henti Munculkan Pemain Muda Berbakat
Di La Rochelle, sekitar 2.000 orang berkumpul untuk berdemonstrasi, sementara sekitar 300 orang bergabung dalam aksi di Saintes. Demonstrasi lain direncanakan di Angouleme pada pukul 13.00 GMT.
Sekitar 600 orang turut serta dalam protes di Dordogne, dengan 300 hingga 400 orang berdemonstrasi di depan gedung prefektur di Pau. Sekitar 600 orang juga berkumpul di Le Mans.
Di Le Mans, seorang pengunjuk rasa menyatakan keheranan atas "penolakan demokrasi" dan pengangkatan Barnier yang dinilai melawan suara pemilih. Protes juga terjadi di Corsica, dengan sekitar 100 orang berkumpul di Ajaccio.
Di Paris, aksi protes melawan "perebutan kekuasaan oleh Macron" diorganisir oleh partai-partai sayap kiri.
BACA JUGA:Pasca Banjir Besar Landa Korea Utara, Kom Jong Un Eksekusi Mati Puluhan Pejabat
BACA JUGA:PM Belanda Desak Gencatan Senjata di Gaza untuk Hindari Eskalasi
Ribuan orang berbaris dari Lapangan Bastille ke Lapangan Nation, meneriakkan seruan seperti "Macron, turun!" dan "Macron anti-demokrasi."
Aksi di Paris dihadiri oleh sekitar 26.000 orang menurut laporan BFMTV, sementara penyelenggara menyebutkan 160.000 peserta di Paris dan 300.000 di seluruh negeri.
Michel Barnier, yang berusia 73 tahun, diangkat sebagai perdana menteri oleh Macron pada Kamis lalu, menggantikan Gabriel Attal yang berusia 35 tahun. Barnier menjadi politisi tertua Prancis yang menduduki jabatan tersebut.
Pemilu terbaru menghasilkan parlemen yang terpecah, dengan aliansi New Popular Front, termasuk France Unbowed, Sosialis, Hijau, dan Komunis, meraih 182 kursi di Majelis Nasional.
Koalisi Macron berada di posisi kedua dengan 168 kursi, sedangkan partai sayap kanan National Rally mendapatkan 143 kursi. (*)