SAH Ungkap Masalah Kesehatan Masyarakat Desa Dan Kota
Anggota DPR RI Dr. Ir. H. A.R. Sutan Adil Hendra, MM bertemu dengan pasien yang dirawat di salah satu Rumah Sakit di Provinsi Jambi belum lama ini. --
JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO- Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Jambi yang juga Anggota DPR RI yang membidangi Kesehatan Dr. Ir. H. A.R. Sutan Adil Hendra, MM mengatakan penyakit umumnya tidak mengenal status seseorang, siapapun bisa kena.
Tapi ternyata berdasarkan data Riskesdas beberapa tahun lalu ada perbedaan penyakit antara masyarakat di desa dengan kota.
"Jika suatu daerah yang lagi berkembang biasanya akan mengalami transisi epidemik dari penyakit menular ke penyakit tidak menular," ungkapnya di Jakarta, Selasa (17/9) kemarin.
BACA JUGA:Intervensi Pencegahan Stunting, SAH Tekankan Pembangunan Jamban Sehat Pedesaan
BACA JUGA:Ketika SAH Bicara Peran Desa Dalam Pembangunan
Berdasarkan data itu SAH menuturkan ada perbedaan penyakit antara masyarakat di desa dengan di kota. Pada usia 45-55 tahun 3 penyakit yang paling berbeda diantara orang kota dan desa.
Pertama penyakit yang banyak dialami masyarakat kota adalah stroke, diabetes melitus dan jantung iskemik. Kedua penyakit yang paling banyak dialami masyarakat desa adalah tuberkulosis (TB), stroke dan hipertensi.
"Pada usia 65 tahun ke atas penyakit antara masyarakat kota dan desa sama yaitu stroke dan hipertensi," ungkapnya.
Pria yang dijuluki bapak beasiswa Jambi itu menambahkan yang menjadi faktor risiko dari meningkatnya penyakit tidak menular adalah kurangnya konsumsi buah (94 persen), kurang olahraga (48 persen), merokok setiap hari (35 persen) dan mengonsumsi alkohol dalam 12 bulan (4,6 persen).
BACA JUGA:SAH Dorong Kemendes Bangun Lapangan Sepak Bola Berkualitas Tiap Desa
BACA JUGA:SAH Ungkap Program Prabowo Untuk Membangun Ekonomi Desa
Dalam ini SAH mengatakan semakin maju suatu daerah maka kecenderungan terhadap penyakit tidak menular sebagai penyebab kematian akan semakin tinggi.
"Kita harus memberi perhatian dan fasilitas dalam mencegah dan mengatasi penyakit tidak menular," ungkapnya.
Langkah-langkah efektif yang bisa dilakukan melalui pendidikan, penyuluhan, sosialisasi, puskesmas secara proaktif dalam mencegah, menghindari dan melakukan treatment dini terhadap penyakit tidak menular. (*)