Kerinci Terapkan Sistem CAT untuk PPPK 2024, Hasil Langsung dari Sistem
Ilustrasi PPPK --
KERINCI, JAMBIEKSPRES.CO- Pemerintah Kabupaten Kerinci menunjukkan komitmennya untuk mewujudkan proses seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang lebih transparan dan akuntabel.
Tahun ini, Kabupaten Kerinci menerapkan sistem Computer Assisted Test (CAT) dalam seleksi PPPK, menggantikan sistem penambahan nilai yang sebelumnya menuai kontroversi dan kritik dari berbagai pihak.
Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kerinci, Efrawadi, menegaskan bahwa hasil seleksi PPPK tahun ini sepenuhnya ditentukan oleh nilai tes CAT yang dilakukan secara langsung dan dinilai oleh Panitia Seleksi Nasional (Panselnas) Badan Kepegawaian Negara (BKN).
BACA JUGA:Honorer BLUD RSRM Tak Masuk Database Tetap Bisa Ikut Tes PPPK Gelombang Kedua 17 November
BACA JUGA:Ratusan Honorer Terancam, Status BLUD Jadi Kendala Utama Jadi PPPK
“Dengan sistem CAT, kita bisa memastikan bahwa seleksi berjalan objektif dan tidak ada lagi ruang untuk intervensi,” ujarnya.
Penegasan ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap proses seleksi.
Dalam kesempatan tersebut, Efrawadi juga mengingatkan seluruh peserta seleksi untuk tidak percaya pada pihak-pihak yang menjanjikan kelulusan dengan imbalan tertentu.
“Jangan mudah tergiur dengan iming-iming kelulusan instan. Fokuslah pada persiapan diri dengan baik,” tegasnya, mengingatkan agar peserta tidak terjebak pada praktik-praktik yang merugikan.
BACA JUGA:Demo Besar-besaran Honorer RSUD Mattaher Jambi, Tuntut Keadilan dan Kesempatan Jadi PPPK
BACA JUGA:Ribuan Formasi PPPK Dibuka di Sarolangun, Tenaga Honorer Dapat Prioritas
Sistem CAT yang diterapkan memiliki sejumlah keuntungan bagi peserta seleksi. Pertama, proses tes menjadi lebih cepat, karena hasilnya dapat diketahui secara langsung setelah ujian selesai.
Kedua, sistem ini lebih objektif, dengan penilaian yang terstandarisasi sehingga meminimalisir potensi kesalahan manusia dalam proses penilaian.
Ketiga, transparansi meningkat, karena seluruh proses seleksi dapat dipantau secara real-time oleh peserta dan pihak yang berkepentingan.