Remaja Perlu Matang Sebelum Menikah, Ini Kata Psikolog

Sejumlah siswi menunjukkan poster kampanye Gerakan Stop Perkawinan Anak. Indonesia menjadi negara dengan tingkat perkawinan anak tertinggi ke-7 di dunia--

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO– Pernikahan dini masih menjadi masalah serius di Indonesia.

Psikolog klinis anak dan remaja, Reti Oktania M.Psi., mengingatkan bahwa remaja perlu mengembangkan diri secara utuh sebelum memutuskan untuk menikah.

"Remaja memiliki tugas penting untuk membangun konsep diri yang positif," ujar Reti.

"Mereka perlu mengetahui potensi dan minat mereka agar bisa membuat keputusan hidup yang tepat, termasuk soal pernikahan."

Menurut data, angka pernikahan dini di Indonesia masih cukup tinggi, terutama di daerah pedesaan.

BACA JUGA:BRIN Dorong Remaja untuk Selektif dalam Menerima Informasi Seksualitas dan Reproduksi

BACA JUGA:Dokter Serukan Pentingnya Kesadaran Kanker Payudara pada Remaja Perempuan

Pernikahan di usia muda seringkali berdampak negatif, seperti putus sekolah, kehamilan yang berisiko, dan kekerasan dalam rumah tangga.

Reti menjelaskan, lima konsep diri yang perlu dikembangkan remaja adalah kompetensi skolastik, penerimaan sosial, kompetensi atletik, penampilan diri, dan tingkah laku.

"Konsep diri ini akan membantu remaja menjadi individu yang mandiri dan bertanggung jawab," imbuhnya.

Selain faktor psikologis, pernikahan dini juga dipengaruhi oleh faktor sosial dan ekonomi.

Kemiskinan, kurangnya akses pendidikan, dan norma sosial yang mendukung pernikahan dini menjadi beberapa penyebab utama.

Untuk mengatasi masalah ini, berbagai pihak perlu bekerja sama. Pemerintah perlu meningkatkan akses pendidikan, terutama bagi perempuan.

BACA JUGA:Polisi Amankan Dua Remaja Pria Terkait Video Ciuman di Media Sosial

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan