Membahasakan yang Kadang Tak Diterjemahkan
JURU BAHASA ISYARAT: Juru bahasa isyarat Peparnas 2024, Dian Laila saat bertugas menerjemahkan bahasa di media center Peparnas 2024, Solo, Jawa Tengah, Minggu (6/10/2024). --
Seusai bertugas memberikan pesan inklusif bagi penyandang tuli, Dian mengungkapkan bahwa sebelumnya kerap bertugas di sejumlah event kebudayaan di Surakarta dan diperbantukan pada event atau kegiatan pemerintahan.
"Kalau sebelumnya Peparnas lebih ke event kesenian lalu event-event pemerintahan, selanjutnya ada event-event seminar, dan pendampingan untuk teman-teman dalam pelayanan publik. Karena di pemerintahan kita masih belum ada, jadi mendampingi atau menjuru bahasakan di pelayanan publik," kata Dian.
Di gelaran Peparnas kali ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyiapkan layanan Juru Bahasa Isyarat (JBI) dengan menugaskan total 14 juru bahasa isyarat yang secara bergantian memberikan informasi hingga penutupan gelaran Peparnas pada 13 Oktober.
"Tugas saya adalah sebagai juru bahasa isyarat untuk konferensi pers di media center ini. Ya, memang sudah tugas saya untuk berada di sini. Setiap pagi, saya sudah harus bersiap di sini,” kata rekan Dian, Ian yang juga merupakan salah satu juru bahasa isyarat yang bertugas di media center Peparnas.
Berbeda dengan Dian yang kerap bertugas di event kebudayaan, Ian merupakan juru bahasa isyarat yang bertugas di di Mahkamah Konstitusi (MK), Polrestabes Palembang, dan TVRI Palembang.
Meski bertugas di Palembang, Ian mengaku merupakan warga asli Solo dan merasa senang bisa mendapatkan pengalaman perdananya menjadi "jembatan komunikasi" di event olahraga.
"Saya berdomisili di Palembang, jadi senang sekali bisa pulang kampung sekaligus berpartisipasi dalam menyukseskan acara nasional ini," jelas Ian.
Dengan digunakannya bahasa isyarat di ajang-ajang olahraga seperti Peparnas ini tentu selain memberi akses inklusif bagi penyandang tuli namun juga menjadi satu langkah penciptaan kebudayaan agar masyarakat secara umum mengerti betapa pentingnya penggunaan bahasa isyarat.
Hal tersebut juga menjadi harapan bagi Dian agar bahasa isyarat ke depannya terus diterapkan pada sejumlah event-event tak hanya khusus untuk penyandang disabilitas seperti gelaran Peparnas kali ini. Karena menurut Dian, sebagai sebuah bahasa maka bahasa isyarat tak melulu hanya sebagai alat komunikasi dengan penyandang tuli.
Bahasa isyarat mempunyai banyak manfaat diantaranya memperkaya ekspresi karena menggunakan sistem tanda gerak yang berupa komunikasi visual dimana ekspresi begitu penting untuk menghidupkan percakapan.
Selain itu bahasa isyarat juga bermanfaat untuk menjaga keseimbangan perkembangan antara otak kiri dan kanan dan mampu untuk meningkatkan kecerdasan.
"Harapannya ke depannya juru bahasa isyarat ini makin berkembang, orang-orang awam atau masyarakat itu makin paham bahwa ada yang namanya juru bahasa isyarat, ada yang namanya bahasa isyarat. Karena ini kan bahasa yang berkembang dan ada yang namanya disabilitas," ujar Dian. (ant)