Kejar SK Operasional Menteri PUPR, Peresmian Jalan Tol Baleno Seksi 3 Kemungkinan Ditunda
Kepala BPJN Jambi, Ibnu Kurniawan --
JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO - Perampungan administrasi untuk pengoperasian jalan tol Bayung Lencir-Tempino (Baleno) Seksi 3 terus dikejar. Pihak Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Wilayah Jambi dan Hutama Karya (HK) selaku kontraktor dan operator jalan bebas hambatan ini tengah menunggu surat Kementerian Perhubungan pasca Uji Laik Fungsi Jalan (ULFJ) sebagai dasar penerbitan Surat Keputusan (SK) Operasional Menteri PUPR.
Meskipun sedang perampungan perizinan final, untuk peresmian sepertinya akan tertunda sebelum 20 Oktober ini atau pada masa pemerintahan Presiden Jokowi dan Wapres Ma'ruf Amin.
Kepala BPJN Wilayah Jambi Ibnu Kurniawan menyatakan, pihaknya telah merampungkan tahap Uji Laik Fungsi Jalan (ULFJ), yang nantinya diterbitkan Sertifikat Laik Uji, Sertifikat Laik Operasi (SLO) dan ujungnya SK Operasi oleh Menteri PUPR. Bahkan untuk proses selanjutnya BPJN sudah menyiapkan konsep surat administrasi lanjutan ke Menteri PUPR.
"Untuk proses ini sekarang lagi menunggu (surat) Kementerian Perhubungan. Setelah itu baru kami urus ke Pak Menteri PUPR untuk SK Operasional," sebut Ibnu (14/10).
BACA JUGA:Ruas Tol Bayung Lencir-Tempino Seksi 3 Provinsi Jambi Akan Segera Diresmikan Jokowi, Ini Jadwalnya
Selanjutnya, mengenai tarif tol Jambi sepanjang 15,47 kilometer ini sendiri diakui oleh Ibnu akan didahului dengan uji coba secara gratis. Lalu selanjutya untuk harga tarif aslinya akan ditentukan oleh instansi lain yakni Badan Usaha Jalan Tol (BUJT).
"Pertama uji coba operasi yakni jalan tol gratis digunakan selama sekitar 1-2 minggu. Setelah itu keluar lagi SK Operasi tarif. Untuk tarif yang menentukan BUJT, sebelum tentukan tarif ada perhitungan seperti pengembalian ekonomi (investasi) per tahun, juga dilakukan survei dengan adanya tol masyarakat bayar berapa per kilometer," jelas Ibnu.
Untuk tahapan terdahulu, ULFJ Ibnu mengakui sudah rampung dilakukan pihak terkait. Menghasilkan rekomendasi ULFJ yang tak signifikan dan termasuk ringan untuk di laksanakan.
"Baleno seksi 3 paling sedikit yang dikoreksi, dan di lapangan rekomendasinya sudah hampir siap dikerjakan, rekomendasinya termasuk gampang dikerjakan. Untuk Baleno seksi 3 ini, rekomendasinya tidak sebanyak hasil ULFJ di tempat lain (tol lainnya di Indonesia)," sebut Ibnu.
Ia menerangkan, rekomendasi ULFJ itu seperti terkait penerangan lampu jalan, rambu jalan yang digeser ke tempat yang lebih akurat, pembersihan drainase yang kotor, tutup drainase yang hilang karena dicuri, serta pemasangan barier untuk membatasi jalur ke ruas tol seksi 4 yang saat ini tengah dikerjakan.
"Pemasangan barier yang ukuran besar itu karena seksi 4 Tempino-Ness jalan tol-nya belum nyambung karena tengah dikerjakan. Dan pemasangan ini sudah dilakukan termasuk dilengkapi rambu peringatan," ucapnya.
ULFJ itu sendiri telah dilakukan pada pekan lalu dengan menerjukan 70 orang yang terbagi pada 3 ruas seksi Baleno 1 hingga 3. Tim ULFJ itu berasal dari Direktorat Pembangunan Jalan Bebas Hambatan (PJBH), Komisi keselamatan Jalan dan Jembatan, Kementerian Perhubungan, Kepolisian, pihak Barang Milik Negara (BMN). Pengujian itu dilakukan selama 1 pekan.
"Di sini tim melihat perkerasan jalan, infrastruktur pendukung, administrasi dan lainnya," akunya.