Pelajar SMP Bawa Miras ke Sekolah, Kepsek: Orang Tua Pelajar Sudah Dipanggil
Kepala Dinas Pendidikan Kota Jambi, H. Mulyadi, M.Pd--
JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO – Sejumlah pelajar di SMP 10 Kota Jambi kedapatan mengkonsumsi minuman keras. Peristiwa itu terjadi sekolah pada saat jam istirahat, Rabu (23/10/2024).
Seorang wali murid yang tidak ingin disebutkan namanya mengungkapkan, bahwa pihak sekolah telah menangkap anak-anak tersebut. "Ada banyak, mungkin puluhan siswa," ujarnya.
"Pihak sekolah telah memanggil wali murid para siswa yang terlibat untuk memberikan penjelasan," ujarnya.
Sementara itu, Kepala SMP Negeri 10 Jambi, Tedi Suyono, membantah adanya pesta minuman keras di sekolah. Menurutnya, insiden tersebut berawal dari seorang siswi yang membawa minuman keras jenis arak, disimpan dalam botol air mineral dengan isi sekitar 4-5 cm.
BACA JUGA:Polisi Sita Puluhan Dus Miras dari Dua Tempat Karaoke di Jambi
BACA JUGA:Waspada Miras Oplosan Berisiko Menyebabkan Kebutaan
"Minuman itu dibawa dari acara ulang tahun sehari sebelumnya. Menurut keterangan anak tersebut, hanya ingin berbagi pengalaman dengan teman-temannya," jelas Tedi.
Tedi menekankan bahwa siswi tersebut dikenal baik dan tidak pernah menimbulkan masalah. Ia menambahkan bahwa setiap pagi para guru memeriksa bekal siswa, namun tidak menyangka botol tersebut berisi minuman keras.
"Ketika siswi itu memperkenalkan minuman kepada teman-temannya, guru mencurigai ada yang tidak beres dan segera mengamankan minuman itu," ujarnya.
Dia menegaskan bahwa tidak ada siswa yang sempat meminum arak tersebut dan bahwa siswi itu bukan peminum. Orang tua siswi telah dipanggil untuk pembinaan, dan mereka juga terkejut mendengar kabar ini.
"Kami sudah membuat kesepakatan untuk mencegah kejadian serupa. Pada hari Senin, kami akan mengundang Polda Jambi untuk memberikan pemahaman tentang bahaya alkohol dan narkoba kepada para pelajar," tutup Tedi.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Jambi, Mulyadi saat dikonfirmasi, menyatakan bahwa ia belum menerima laporan mengenai kejadian tersebut. "Kami akan memanggil kepala sekolah dan menyelidiki masalah ini," katanya dikonfirmasi, Kamis sore (24/10/2024).
Mulyadi menambahkan bahwa ia akan mengirimkan tim pengawas untuk diturunkan ke sekolah memastikan kebenaran informasi tersebut. (*)