Pemkab Kubu Raya Kalbar Targetkan Produksi Padi 69.462 Ton

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kubu Raya beserta jajaran stakeholder atau forkopimda Kubu Raya saat melakukan penanaman padi secara simbolis di Desa Parit Baru Kubu Raya Kalimantan Barat, beberapa waktu lalu. ANTARA/HO.--

KALBAR, JAMBIEKSPRES.CO - Pemerintah Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian setempat menargetkan produksi padi pada tahun 2024 ini sebanyak 69.462 ton, atau naik 13.234 ton dari tahun sebelumnya.

"Produksi padi kita hingga September 2024 sudah 55.610 ton dari target awal kita 69.462 ton," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kubu Raya Munziri di Kubu Raya, Jumat.

Dia menjelaskan, berdasarkan data 2019 produksi pertanian padi Kubu Raya sebesar 114.753 ton, di tahun 2020 menjadi 102.383 ton, tahun 2021 sebanyak 85.304 ton, lalu di tahun 2022 sebesar 70.331 ton, dan pada 2023 adalah 56.228 ton.

Karena itu, katanya, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kubu Raya kini mendorong peningkatan indeks pertanaman yang awalnya satu menjadi dua.

BACA JUGA:Pj Wali Kota Panen Padi Bersama Kelompok Tani

BACA JUGA:Kota Jambi Memasuki Masa Tanam Padi, Cuaca Tak Menentu Jadi Tantangan

Kemudian memberikan bantuan benih varietas unggul baru (VUB) melalui dana pusat, serta membantu obat-obatan untuk serangan hama.

"Kita juga mengejar intensifikasi pertanian namun dengan harapan dibantu pusat untuk penyediaan benih, pupuk, produksi dan sarana prasarana penunjang lainnya. Untuk program di daerah kita baru bantuan pengamanan produksi atau obat-obatan untuk serangan hama dan penyakit termasuk herbisida," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kubu Raya, Awaluddin.

Munziri juga mengungkapkan pada tahun 2024 ini mereka miliki tantangan untuk mancapai target. Karena sebagian besar lahan pertanian di Kubu Raya terkena serangan hama seperti tikus dan burung.

Guna menangani tikus pihaknya menggunakan rodentisida, untuk burung umumnya dibuat secara mandiri oleh masyarakat, sedangkan penggerek batang dan walang sangit menggunakan montaf dan amabas. (ANTARA)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan