Transaksi Hingga Rp59,2 T Dari Kasus Narkoba Helen CS, Polisi Sita Aset Rp869,7 M
JOINT OPERATION: Sejumlah tersangka dihadirkan pada konferensi pers hasil joint operation pengungkapan jaringan narkoba internasional di Bareskrim Polri, Jakarta, Jumat (1/11/2024). Kasus Narkoba Helen menjadi satu di antara 3 kasus besar di Indonesia. FO--
JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO-Bareskrim Polri bersama jajaran mengungkap puluhan kasus narkoba yang di antaranya tiga jaringan narkoba besar dalam rangka mendukung misi Astacita Presiden RI Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Sebagai informasi, poin ketujuh Astacita adalah memperkuat reformasi politik, hukum, dan birokrasi serta memperkuat pencegahan dan pemberantasan korupsi dan narkoba.
“Ditekankan kembali pada sasaran prioritas keempat program Pemerintah Republik Indonesia, yaitu pencegahan dan pemberantasan narkoba bahwa pemerintah harus semaksimal mungkin untuk menutup semua celah yang memungkinkan terjadinya penyelundupan narkoba,” kata Kabareskrim Polri Komjen Pol. Wahyu Widada, dalam konferensi pers di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta, Jumat.
Terlebih, katanya, Kapolri juga telah menginstruksikan seluruh jajarannya untuk memberantas narkoba dari semua lini mulai dari hulu sampai dengan hilir.
BACA JUGA:Peredaran Narkoba Senila Rp 147 Miliar Berhasil Digagalkan POlda Jambi
BACA JUGA:Keuntungan Penjualan Narkotika Ratu Narkoba Jambi Capai Rp 1 M Seminggu
Menindaklanjuti program Astacita Presiden RI dan instruksi dari Kapolri, Bareskrim Polri bersama Polda jajaran dan instansi terkait, yakni Kejaksaan Agung, BNN, Ditjen Pemasyarakatan, Ditjen Bea dan Cukai, PPATK, dan Drug Enforcement Administration (DEA), mengungkap puluhan perkara.
“Dalam kurun waktu dua bulan, September sampai dengan Oktober, telah melaksanakan joint operation pengungkapan 80 perkara yang di antaranya merupakan tiga jaringan narkoba internasional,” kata Wahyu.
Ia mengungkapkan tiga jaringan narkoba internasional itu adalah jaringan FP (Fredy Pratama) yang beroperasi pada 14 provinsi, jaringan HS yang beroperasi pada lima provinsi, dan jaringan H (Helen) yang beroperasi di Jambi.
“Jumlah tersangka yang berhasil diamankan dari joint operation periode bulan September dan Oktober 2024 sebanyak 136 orang tersangka,” kata dia.
Dalam pengungkapan ini, kata dia, Kepolisian menyita sejumlah barang bukti dengan jumlah yang fantastis, yakni sabu sebanyak 1,7 ton, ganja 1,12 ton, ekstasi 357.731 butir, pil Happy Five 6.300 butir, ketamin 923,3 gram, pil Double LL 127.000 butir, kokain 2,5 kilogram, tembakau sintetis 9.064 gram, hasis 25,5 kilogram, MDMA 4.110 gram, mefedron 8.157 butir, dan happy water 2.974,9 gram.
Dari total barang bukti tersebut, kata Wahyu, pengungkapan kasus ini berhasil menyelamatkan 6.261.329 jiwa. Sedangkan dari sisi perputaran uang, hasil analisis keuangan PPATK menunjukkan bahwa perputaran uang dan transaksi tiga jaringan narkoba tersebut mencapai Rp59,2 triliun.
Jenderal bintang tiga itu juga menegaskan bahwa Polri tidak akan segan-segan untuk memiskinkan para bandar narkoba dengan menerapkan pasal tindak pidana pencucian uang (TPPU).
Dia menyebutkan ketiga jaringan itu, pihaknya sudah menyita aset sejumlah Rp869,7 miliar agar memberikan efek jera, kepada pelaku jaringan narkoba, kami menerapkan pasal TPPU untuk memiskinkan dan merampas aset dari hasil kejahatannya.