Gangguan Otot Dapat Menurunkan Kualitas Hidup Pasien Pasca Stroke
Ilustrasi - Seorang pria yang mengalami gangguan otot. ANTARA/Shutterstock/am.--
JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO- Dokter spesialis rehabilitasi medik RSUD Pasar Minggu, DR. dr. Maria Regina R., Sp. KFR., MSC, menyatakan bahwa gangguan otot dan sendi yang terjadi setelah stroke bisa berisiko menurunkan kualitas hidup pasien secara signifikan.
Kondisi ini sering menyebabkan kelemahan otot, kekakuan otot (spastisitas), dan keterbatasan gerak tubuh, yang berimbas pada kesulitan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
Maria menjelaskan bahwa gangguan otot pasca-stroke umumnya disebabkan oleh tiga faktor utama.
Pertama, kerusakan pada sistem saraf pusat yang mengarah pada disfungsi motorik, mengganggu kontrol otot, dan memengaruhi persepsi rasa sakit.
Kedua, imobilisasi atau kurangnya pergerakan setelah stroke dapat mengurangi sirkulasi darah dan memperburuk kekakuan otot dan sendi.
Ketiga, penurunan aliran darah ke jaringan otot dan sendi menyebabkan kerusakan jaringan serta nyeri kronis.
Jika tidak ditangani dengan baik, gangguan otot dan sendi ini dapat berdampak panjang, seperti kesulitan dalam melakukan aktivitas rutin, gangguan fungsi berjalan, serta peningkatan risiko cedera lanjutan.
Selain itu, gaya hidup yang tidak aktif dapat meningkatkan kemungkinan stroke ulang, serta memicu penyakit lain seperti hipertensi, diabetes, dan hiperkolesterolemia.
Maria juga mengungkapkan beberapa jenis gangguan otot yang sering terjadi pada pasien stroke, seperti spastisitas (kekakuan otot), paresis (kelemahan otot sebagian), atau pleji (kelemahan otot total) pada satu sisi tubuh, serta gangguan motorik lainnya seperti tremor dan refleks berlebih, yang dapat memengaruhi keseimbangan dan koordinasi tubuh.
Meskipun demikian, gangguan otot pasca-stroke dapat ditangani dengan terapi latihan yang rutin.
Terapi ini bertujuan untuk meningkatkan kekuatan dan fleksibilitas otot, memperbaiki gerak sendi, dan memulihkan fungsi motorik.
Selain itu, penggunaan alat bantu atau penopang sendi dapat membantu memperbaiki posisi tubuh dan meningkatkan rentang gerak sendi.
Maria menambahkan bahwa teknik stimulasi listrik juga bisa digunakan untuk merangsang kontraksi otot, meningkatkan sirkulasi darah, dan mempercepat proses pemulihan pada pasien stroke.
Dengan penanganan yang tepat dan teratur, gangguan otot pasca-stroke dapat terkendali, memberikan peluang bagi pasien untuk memperoleh kembali kualitas hidup yang lebih baik. (*)