Desainer Merry Pramono Optimistis Busana Syar'i Masih Diminati Masyarakat
Creative and Production Director of Si.Se.Sa Sansa, Business Development and Set Director of Si.Se.Sa Siriz, Desainer Merry Pramono, dan Marketing Communication and Finance Dirrctor of Si.Se.Sa Senaz saat ditemui dalam acara gelaran busana tahunan Si.Se.S--
JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO- Desainer Indonesia Merry Pramono menyatakan optimisme bahwa busana syar'i (modest fashion) di Indonesia masih memiliki tempat di hati masyarakat dan akan terus berkembang pada tahun 2025 mendatang.
Menurutnya, busana syar'i yang mengedepankan kesopanan dan sesuai dengan kaidah agama, akan tetap disukai, meski saat ini busana tersebut lebih sulit ditemukan.
"Insya Allah tahun depan masih tetap optimistis, karena koleksi busana syar'i itu lebih sulit ditemukan, dan kita mencoba untuk berinovasi agar tetap bisa memberikan busana untuk muslimah yang fashionable, namun tetap mengacu pada kaidah agama," ujar Merry saat ditemui di acara gelaran busana tahunan Si.Se.Sa. yang berlangsung di SCBD, Jakarta Pusat.
Merry menjelaskan bahwa untuk meningkatkan minat masyarakat terhadap busana sopan, sejumlah faktor penting harus diperhatikan, seperti kreativitas dalam desain, pemilihan bahan yang berkualitas, variasi pilihan pakaian, serta kenyamanan pakaian untuk digunakan sehari-hari.
Ia juga menyebut bahwa meskipun busana syar'i memiliki pasar yang lebih terbatas, Indonesia dengan mayoritas penduduk Muslim memiliki potensi yang besar untuk busana ini berkembang.
Selain itu, Merry mengungkapkan keyakinannya bahwa busana sopan di Indonesia akan mengalami perkembangan positif di tahun-tahun mendatang, sejalan dengan visi pemerintah Indonesia untuk menjadikan negara ini sebagai kiblat busana sopan global.
Hal ini juga didukung oleh potensi ekonomi yang cukup besar di pasar busana Muslim.
Menurut data dari Kementerian Perdagangan RI yang dikutip oleh Merry, pengeluaran konsumen Muslim untuk fesyen, termasuk pakaian dan alas kaki, tercatat mencapai sekitar 318 juta dolar Amerika Serikat (setara dengan Rp5 triliun) pada tahun 2022.
Angka tersebut diperkirakan akan meningkat sekitar 6,1 persen menjadi 428 juta dolar AS pada tahun 2027, menunjukkan potensi besar untuk pertumbuhan sektor modest fashion di Indonesia.
Dengan potensi pasar yang besar dan dukungan dari industri lokal, Merry optimistis Indonesia dapat menjadi kiblat fesyen Muslim dunia, diiringi dengan keterampilan tinggi dari para desainer dan pelaku industri fesyen.
"Kita selalu memberikan yang terbaik untuk konsumen, dan itu juga disesuaikan dengan manfaatnya," pungkas Merry, menutup perbincangan. (*)