Buat Peta Jalan Alternatif

JALAN ALTERNATIF: Dosen Unja saat melakukan pemetaan jalan alternatif yang bisa digunakan untuk mengantisipasi kemacetan jalan nasional akibat perlintasan angkutan batu bara di Batanghari.--

Ide Kreatif 4 Dosen Unja, Jadi Solusi Kemacetan Hindari Truk Batu Bara 

JAMBI - Berangkat dari kemacetan mencekam 22 Jam akibat truk batu bara menguasai jalanan nasional Jambi beberapa bulan lalu, 4 dosen Unja tergerak hatinya membuat terobosan humanis.

Mereka membuat ide pengabdian masyarakat yang berguna bagi pengendara kendaraan pribadi yang tak hafal jalan kecil dan darurat, juga diperuntukkan bagi ambulance agar bisa mengaksesnya. Pengemudi bisa mengakses peta jalan ini untuk berada di jalan 'tikus' alternatif yang ada di Kabupaten Muaro Jambi hingga Batanghari.

"Awalnya kami buat karena melihat berita macet di Batanghari selama 22 jam, kami prihatin karena ambulance juga tertahan padahal mereka darurat," ucap Muhammad El Hakim salah satu pembuat peta jalan alternatif ini.

Hakim bersama 3 akademisi Fakultas Sains dan Teknologi Unja lainnya menggarap peta jalan ini, mereka adalah Wahyudi Zahar,  Yudi Arista Yulanda, Jarot Wiratama. Keempatnya bergelar sama magister teknik. 

Cara aksesnya mudah. Namun memang masih menginduk pada aplikasi tracking (jalan) lainnya. 

"Masyarakat bisa mencari kata kunci 'avenza' di playstore, habis itu peta-nya kita simpan di handphone (bisa di download lewat barcode atau share di wa petanya). Peta yang sudah di hp kita buka lewat avenza," kata Hakim saat dibincangi Jambi Ekspres (30/11).

Menurut Hakim, pihaknya sudah mensosialisasikan scan barcode di spanduk di jalanan. 

"Selebihnya kami memang belum launching sepenuhnya, karena niat kami akan buat launchingnya lewat berita atau jurnal. Karena niat kami peta jalan ini gratis dan tak ada niat komersial. Agar masyarakat tak macet lagi dijalankan," ucapnya.

Untuk pengguna atau masyarakat yang mengakses produk ini Hakim juga mengakui belum merekapnya.

 "Yang jelas bisa dimanfaatkan orang hasil karya kami," tuturnya.

Cerita awalnya, mereka mulai mencemplungkan diri serius membuat peta ini dengan mengajukan proposal ke 

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Jambi. Dan ide brilliant ini terpilih untuk dibiayai sebagai proyek pengabdian masyarakat di kampus oranye.

Bermodalkan dana jutaan rupiah itu, mereka mulai melakukan survei ke lokasi jalan alternatif dan membuat peta jalan yang memakan waktu kurang lebih selama 3 bulan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan