TikTok Luncurkan Fitur Baru untuk Cegah Penyebaran Hoaks di Indonesia

Wakil Ketua Umum SIBERKREASI Mira Sahid, Communications Director TikTok Indonesia Anggini Setiawan, Pendiri WIUI Abigail Limuria, dan Pemengaruh TikTok Rye saat ditemui dalam acara pertemuan media--

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO–TikTok memperkenalkan sejumlah fitur terbaru yang dirancang untuk membantu pengguna menghindari hoaks serta meningkatkan pemahaman mereka dalam menilai kebenaran informasi yang beredar.

Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya TikTok untuk menciptakan ruang digital yang lebih aman dan nyaman bagi penggunanya di Indonesia.

Menurut Anggini Setiawan, Communications Director TikTok Indonesia, platform ini terus berinovasi untuk menghadirkan pengalaman yang aman bagi komunitasnya.

"Kami ingin memastikan TikTok tetap menjadi tempat yang aman bagi ekspresi dan interaksi, namun tantangan terkait penyebaran misinformasi membutuhkan kolaborasi banyak pihak," ujar Anggini dalam sebuah pertemuan dengan media di Jakarta, Kamis.

Beberapa fitur baru yang diluncurkan antara lain:

  1. Verifikasi Akun untuk Figur Publik
    TikTok kini menambahkan tanda verifikasi berbentuk centang pada profil akun-akun penting, seperti selebritas, tim olahraga, atau perusahaan besar. Tanda verifikasi ini hanya diberikan setelah proses pemeriksaan yang ketat, dan tidak bisa dibeli.

  2. Label Konten AI (Kecerdasan Buatan)
    Untuk memberikan kejelasan kepada pengguna, TikTok kini secara otomatis memberi label pada konten yang dibuat oleh AI. Dengan begitu, pengguna dapat lebih mudah mengenali apakah sebuah video dihasilkan oleh mesin atau manusia.

  3. Peringatan untuk Konten yang Belum Terverifikasi
    Untuk mengurangi risiko penyebaran informasi palsu, TikTok menambahkan label peringatan pada video yang belum terverifikasi, terutama saat momen penting seperti Pemilu. Misalnya, selama Pemilu Indonesia pada 28 November 2023 hingga 15 Februari 2024, lebih dari 9 juta video akan mendapatkan label peringatan ini.

  4. Fitur 'Tidak Tertarik'
    TikTok memberikan pengguna kendali lebih terhadap rekomendasi konten. Dengan fitur 'Tidak Tertarik', pengguna dapat memberitahukan sistem agar tidak menampilkan konten serupa di halaman utama mereka. Fitur ini juga berguna untuk menghindari konten yang tidak dapat dipastikan kebenarannya.

  5. Fitur 'Laporkan' Konten Misinformasi
    Jika pengguna menemukan konten yang dianggap melanggar panduan komunitas atau berpotensi menyebarkan misinformasi, mereka dapat langsung melaporkannya melalui tombol 'Laporkan'. TikTok akan meninjau laporan tersebut untuk memastikan bahwa konten yang ada tidak merugikan.

  6. Pusat Sumber Daya dan Kemitraan dengan Pemeriksa Fakta
    TikTok juga menyediakan laman khusus yang bekerja sama dengan pemeriksa fakta dan ahli di bidangnya. Melalui halaman ini, pengguna dapat mengakses informasi yang kredibel dan terverifikasi, seperti Pusat Panduan Pilkada 2024, yang memberikan informasi resmi seputar Pemilu.

TikTok berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk peneliti, pakar literasi media, dan organisasi masyarakat, untuk memperkuat kebijakan dan fitur keamanan di platform mereka.

"Kami berharap langkah-langkah ini bisa menginspirasi lebih banyak pihak untuk turut serta dalam memerangi penyebaran misinformasi dan menciptakan ruang digital yang lebih positif," tutup Anggini.

Dengan peluncuran fitur-fitur baru ini, TikTok berharap dapat lebih menjaga integritas dan kepercayaan pengguna, serta mendukung mereka dalam memilih informasi yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan. (*)

Tag
Share