Dilarang Beraktivitas Dalam Radius 4,5 KM

Dari Pusat Erupsi Gunung Marapi

PADANG-Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) menegaskan larangan bagi masyarakat agar tidak beraktivitas atau menetap secara permanen di dalam radius 4,5 kilometer (km) dari pusat erupsi Gunung Marapi.

"Masyarakat tidak boleh berada dalam radius 4,5 kilometer dari pusat erupsi atau Kawah Verbeek," kata Juru Bicara BPBD Provinsi Sumbar Ilham Wahab di Padang, Kamis.

Penegasan tersebut disampaikan Ilham menyusul kenaikan status Gunung Marapi yang berada di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar dari level II (waspada), menjadi level III (siaga) terhitung 6 November 2024 pukul 15:00 WIB.

Menurut dia, saat ini Pemerintah Provinsi Sumatera Barat bersama Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar masih melakukan validasi data berapa jumlah warga yang masih bermukim di dalam radius 4,5 km.

Pemerintah daerah juga segera melakukan rapat gabungan untuk memastikan langkah atau mitigasi yang akan dilakukan, salah satunya terkait opsi pendirian tempat pengungsian bagi warga yang bermukim di dalam radius 4,5 km dari pusat erupsi.

"Jadi, kalau warga kita ungsikan tentu kebutuhan dasar mereka juga harus disiapkan," ujar dia.

Terpisah, Kepala Badan Geologi, Kementerian ESDM Muhammad Wafid mengatakan rangkaian erupsi atau letusan secara tidak kontinyu masih berlanjut sampai saat ini sebagai akibat dinamika naik turunnya pasokan fluida dari kedalaman tubuh Gunung Marapi yang teramati, utamanya dari fluktuasi tinggi kolom abu erupsi maupun kegempaan.

Secara visual, selama beberapa waktu terakhir aktivitas Gunung Marapi cenderung meningkat. Aktivitas hembusan dan letusan semakin intensif dimana tinggi kolom abu erupsi teramati 2.000 meter di atas puncak pada 27 Oktober 2024, dan 1.500 meter di atas puncak pada 6 November 2024 pukul 05.44 WIB.

Di bagian lain, Pemerintah daerah di Sumatera Barat didorong cepat mengambil langkah antisipasi potensi dampak yang ditimbulkan dari aktivitas Gunung Marapi yang kini berstatus Siaga/Level III kepada warga di sekitarnya.

“Termasuk bila diperlukan segera melakukan evakuasi warga,” kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto dalam daring konferensi pers yang diikuti dari Jakarta, Kamis.

Suharyanto menjelaskan mengevakuasi warga merupakan langkah yang paling aman supaya mereka terhindar dari bahaya bencana. Kemudian upaya mitigasi bisa dilakukan dengan aman, seperti membuat hujan buatan, tapi segala sesuatunya mesti dipertimbangkan secara baik.

Berdasarkan peta risiko kerawanan bencana yang dimiliki BNPB, selain lontaran material vulkanik, endapan material di sekitar kawah/lereng Gunung Marapi juga berisiko bahaya bagi masyarakat karena sewaktu-waktu dapat turun melalui aliran sungai ketika diguyur hujan berintensitas deras dan berdurasi panjang.

Hal ini sebagaimana peristiwa yang terjadi pada awal Mei 2024. Sedikitnya 1.000 meter kubik endapan material vulkanik di bibir kawah Gunung Marapi mengalir terbawa hujan deras hingga menyebabkan jumlah korban dan kerusakan yang signifikan di lima kabupaten/kota, salah satunya Kabupaten Tanah Datar dan Agam, Sumatera Barat.

Tag
Share