Dangkal Dalam

Oleh : Dahlan Iskan--

Di usia 85 tahun langkah si dokter masih panjang. Cepat. Saya harus mengayunkan kaki lebih banyak.

Selama ini saya tidak memasukkan jalan kaki sebagai olahraga. Tapi kalau langkahnya seperti ini pasti sudah bisa membuat jantung berdetak 115 kali. Sudah memenuhi syarat olahraga.

Begitu indah perumahan ini. Banyak yang halamannya begitu luas, berumput hijau yang terawat, dengan pepohonan tua yang seperti di lukisan --bukankah sebenarnya lukisanlah yang seperti pemandangan ini.

Salah satu rumah di situ punya halaman lebih luas: punya lapangan golf pribadi. Masih ada lapangan tennis pribadi. Lapangan basket pribadi. Pemiliknya ternyata memang seorang pemain golf profesional --di luar 10 besar Amerika.

Si dokter juga pemain golf. Ia agak lama berhenti memandang ke lapangan golf itu. Saya sebenarnya keberatan irama jalan kaki ini terganggu lapangan golf. Tapi saya harus menyenangkannya.

Saya harus mulai menggali soal kekecewaannya pada profesi dokter. Toh sudah lebih 40 menit jantung berdetak 115 kali tanpa jeda. Sudah memenuhi syarat kedua sebuah olahraga.

Di sisa perjalanan setelah golf ini saya harus mulai menggali pedalamannya. Berhasil. Ternyata ia berhenti sebagai dokter setelah sekelompok dokter yang lebih muda masuk ke lingkungan kerjanya. Mereka membawa sistem kerja baru: agar bisa mendapatkan uang lebih banyak.

Ia tidak bisa menerima itu. Etika dokter tidak boleh dikorbankan. Ia pilih berhenti. Ia tidak mau lagi bekerja. Ia lebih banyak bersama istri dan cucu. Main golf. Jalan-jalan. Uangnya sudah bisa melahirkan uang sendiri. Ia menaruh uang si beberapa saham di pasar modal.

Kegiatan intelektualitasnya dijaga lewat buku. Suami istri ini ikut klub buku. Bersama lima pasangan suami-istri lainnya. Sepuluh orang. Tiap tiga bulan klub buku ini bertemu. Makan malam.

Sebelum makan malam mereka diskusi buku. Satu jam. Di lima rumah anggota. Secara bergantian. Bulan lalu giliran si dokter jadi tuan rumah. Buku yang dibahas: kumpulan cerpen terbaru.

Siapa yang menyiapkan makan malam?

"Masing-masing membawa satu menu," ujar istri si dokter.

Di pertemuan terakhir menu utamanya: Cornish hen.

(Ilustrasi olahan Cornish Hen)

Hen, Anda sudah tahu: mirip ayam jantan seukuran dara. Dipanggang utuh. Satu orang satu hen panggang.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan