Permudah Komunikasi Tak Sekadar Dekorasi
AKSARA JAWA: Salah satu peserta Kompetisi Bahasa dan Sastra yang digelar Kundha Kabudayan Kota Yogyakarta sedang mengetik menggunakan aksara Jawa dari komputer. FOTO: ANTARA/HO-KUNDHA KABUDAYAN KOTA YOGYAKARTA --
Aksara Jawa Merambah Ruang Digital
Perkembangan teknologi digital mau tidak mau, suka tidak suka akan memberikan pengaruh dalam berbagai aspek kehidupan di masyarakat bahkan menyentuh sisi budaya yang sudah lebih dulu berkembang sebelum teknologi dan digitalisasi itu muncul.
---
MESKIPUN terkadang ada efek buruk yang ditimbulkan, namun digitalisasi juga memiliki banyak manfaat bagi perkembangan kebudayaan, salah satunya adalah pada penggunaan aksara Jawa.
Dengan digitalisasi, penggunaan aksara Jawa “Ha Na Ca Ra Ka Da Ta Sa Wa La Pa Dha Ja Ya Nya Ma Ga Ba Tha Nga” yang lazim digunakan pada abad ke-16 hingga ke-20 itu kini bisa diakses melalui berbagai gawai yang jamak digunakan masyarakat masa kini, seperti komputer dan telepon genggam.
Layaknya menulis dengan aksara latin, aksara Jawa juga sudah bisa dimanfaatkan untuk berkirim pesan melalui aplikasi pesan singkat yang sudah dikenal masyarakat seperti WhatsApp (WA) atau digunakan untuk menulis status dan takarir di media sosial seperti di Instagram, TikTok, Facebook maupun X.
BACA JUGA:Indonesia Berambisi Memajukan Kebudayaan Sebagai Kekuatan Nasional, Mirip dengan Korea Selatan
BACA JUGA:Tunggu Perintah Ditjen Kebudayaan Terkait Pemindahan Stockpile di Sekitar Kawasan Candi
Cukup dengan mengunduh aplikasi papan ketik aksara Jawa di perangkat, proses penulisan pesan atau informasi pun bisa langsung dilakukan dengan mudah dan cepat.
Bahasa yang digunakan pun bisa bisa beragam, dari Bahasa Jawa atau Bahasa Indonesia bahkan Bahasa Inggris atau bahasa asing lain meski penulisannya lebih rumit. Nanti, aksara yang tertulis dan terkirim sudah langsung dalam bentuk aksara Jawa.
Anggota komunitas aksara Jawa Sega Jabung Arif Budiarto mengatakan, komunitasnya sudah sering berkirim pesan dengan menggunakan aksara Jawa. Biasanya melalui WA atau untuk menyampaikan informasi dan pengumuman di komunitas.
Arif juga merupakan salah satu kreator yang mengembangkan font nyk Ngayogyang jejeg atau font aksara Jawa dengan gaya huruf tegak. Font tegak tersebut dipilih Kundha (Dinas) Kabudayan DIY beserta tim Kongres Aksara Jawa untuk penulisan resmi di media digital.
Menurut dia, digitalisasi sangat membantu upaya pelestarian aksara Jawa di kalangan masyarakat Jawa itu sendiri.
"Salah satu bentuk pelestarian warisan budaya, khususnya aksara adalah dengan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan dipakai untuk komunikasi maka aksara Jawa ini tidak dilupakan,” katanya.