Permudah Komunikasi Tak Sekadar Dekorasi
AKSARA JAWA: Salah satu peserta Kompetisi Bahasa dan Sastra yang digelar Kundha Kabudayan Kota Yogyakarta sedang mengetik menggunakan aksara Jawa dari komputer. FOTO: ANTARA/HO-KUNDHA KABUDAYAN KOTA YOGYAKARTA --
Selain memudahkan komunikasi, digitalisasi aksara Jawa tersebut juga mampu menarik minat generasi muda untuk lebih mengenalnya.
Generasi sekarang, sangat mudah tertarik tentang sesuatu yang disampaikan dengan media digital. Sehingga pengenalan aksara Jawa secara digital bisa menarik minat Gen Z atau bahkan Gen Alpha untuk lebih mengenal dan kemudian menggunakan aksara Jawa untuk komunikasi atau kebutuhan lain.
Rasa ingin tau Gen Z yang lebih besar membuat mereka senang mencoba hal-hal baru dalam berkomunikasi. Apalagi muncul perasaan lebih keren karena bisa berkomunikasi dengan aksara yang tidak semua orang bisa memahami.
Saat ini pengguna aksara Jawa di ruang digital justru lebih banyak berasal dari generasi muda dan bukan dari generasi yang lebih senior karena ukuran aksara Jawa cenderung lebih kecil dibanding huruf latin.
Biasanya generasi yang sudah senior memilih menggunakan ukuran huruf yang besar di HP mereka. Jika menggunakan keyboard aksara Jawa, maka ukuran huruf harus sangat dibesarkan dan ini membuat hurufnya terpotong-potong, jadi lebih sulit untuk dibaca.
Jika sudah mulai digandrungi anak muda, tinggal bagaimana sekarang terus menyosialisasikan aksara Jawa yang sudah didigitalisasi ini ke masyarakat luas supaya penggunanya pun semakin bertambah.
Di lingkungan pendidikan, upaya untuk melestarikan aksara Jawa dilakukan dengan menggelar Olimpiade yang diikuti siswa setingkat SMA/SMK dan seluruh rangkaian kompetisi sudah dilakukan secara digital.
Selain itu, berbagai komunitas aksara Jawa bersama Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) pun tengah berusaha untuk membuat domain internet dengan aksara Jawa. Upaya ini sudah pernah di lakukan beberapa tahun silam namun gagal.
Komunitas aksara Jawa Sega Jabung masih berupaya lagi untuk pengajuannya tetapi tidak langsung ke top level domain tetapi ke second level domain dulu.
Di Kota Yogyakarta, penggunaan aksara Jawa juga dilakukan di ruang publik, salah satunya untuk melengkapi tulisan huruf latin di papan nama jalan atau kantor.
Kepala Seksi Bahasa dan Sastra Kundha Kabudayan Kota Yogyakarta Ismawati Retno Wigiarti mengungkapkan, di aplikasi peta seperti Gmaps juga sudah ada beberapa lokasi yang dilengkapi dengan aksara Jawa.
Supaya penggunaan aksara Jawa lebih berkembang sehingga tidak hanya untuk kepentingan dekorasi saja, maka Pemerintah Kota Yogyakarta juga menunjukkan komitmen pelestarian dengan membekali pegawai dengan pelatihan menulis aksara Jawa.
Pelatihan dilakukan karena aksara Jawa juga digunakan untuk kepentingan korespondensi, salah satunya untuk kop surat dinas seperti yang diatur dalam Peraturan Wali Kota Yogyakarta Nomor 144 Tahun 2020 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas.
Kundha Kabudayan Kota Yogyakarta juga membuka konsultasi bagi organisasi perangkat daerah terkait penulisan aksara Jawa yang benar. Dan hampir setiap minggu, ada saja dinas, kemantren (kecamatan) atau kelurahan hingga sekolah yang meminta koreksi penulisan aksara Jawa yang telah mereka susun.
Selain di lingkungan birokrasi, sosialisasi penggunaan aksara Jawa juga dilakukan di masyarakat secara langsung. Kundha Kabudayan juga melakukan pawiyatan aksara Jawa di lebih dari 30 kampung.