Kemendikbud Gelar Persiapan Pelajaran Coding Perkuat Kemampuan Berpikir Kritis
Suasana maraton coding selama 48 jam yang diadakan ICP Chain Fusion Hacker House Bali.--
JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO-Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kemendikdasmen mengumumkan rencana pengenalan pelajaran coding dan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) di tingkat sekolah dasar (SD).
Pelajaran ini akan disusun secara sederhana agar dapat dipahami dengan mudah oleh peserta didik, karena tujuannya bukan semata mengajarkan keterampilan teknis, melainkan menumbuhkan kemampuan berpikir kritis dan sistematis sejak dini.
Kepala Pusdatin Kemendikbud, Yudhistira Nugraha, dalam sebuah lokakarya bertajuk Penggunaan Aplikasi Pembelajaran Digital sebagai Alat Bantu Pembelajaran di Jakarta, menyampaikan bahwa pelajaran coding dan AI di tingkat SD akan menjadi bagian dari pendidikan numerasi.
Dengan pendekatan ini, siswa diajak untuk membangun pola pikir yang logis dan komputasional serta memahami konsep "big picture thinking" atau berpikir gambaran besar.
“Kami menyesuaikan materi agar tetap ringan dan menyenangkan bagi anak-anak,” ujar Yudhistira.
Lebih lanjut, Yudhistira menegaskan bahwa pelajaran coding di tingkat SD tidak harus bergantung pada perangkat komputer. Pelajaran dasar dapat diperkenalkan melalui media sederhana seperti kartu atau alat peraga lainnya, untuk memperkuat pemahaman dasar tanpa membebani siswa.
Baru pada tahap lanjutan, siswa akan dikenalkan dengan aplikasi pendukung yang lebih teknis. “Yang terpenting adalah anak-anak memahami konsep pendidikan numerasi yang ada dalam coding, bukan sekadar menghafal atau menjalankan instruksi teknis,” jelasnya.
Menurut Yudhistira, program ini dirancang untuk mendukung program prioritas yang diinisiasi oleh Presiden, yaitu meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan yang berbasis pada numerasi, sains, teknologi, serta digitalisasi.
Dalam pendekatannya, kegiatan belajar akan dikembangkan dengan lebih menyenangkan, melibatkan interaksi aktif antara siswa dan guru.
Harapannya, pengajaran ini dapat memperkuat pola pikir yang kreatif dan adaptif pada siswa, menjadikan mereka lebih siap menghadapi perkembangan zaman.
Sejalan dengan penjelasan Yudhistira, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti, mengungkapkan bahwa pelajaran coding dan AI akan dimulai dari kelas 4 SD, bukan dari kelas 1. Dalam wawancaranya di Kantor PP Muhammadiyah di Kota Yogyakarta, Rabu (13/11), Mu'ti menyampaikan bahwa siswa kelas 4 hingga 6 SD akan lebih siap secara kognitif untuk menerima pelajaran tersebut.
Materi ini juga akan menjadi mata pelajaran pilihan, bukan wajib, sehingga sekolah dan orang tua memiliki kebebasan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan dan kesiapan anak.
Lebih lanjut, Mu'ti menyatakan bahwa pelajaran ini bukanlah hal yang sepenuhnya baru, karena beberapa sekolah dasar di Indonesia telah mulai memperkenalkan coding kepada siswa.
“Kami menemukan bahwa sejumlah SD di daerah Jakarta dan bahkan di Aceh sudah lebih dulu memperkenalkan coding. Ini menunjukkan bahwa sudah ada minat besar untuk mempelajari keterampilan ini di kalangan anak-anak,” ungkap Mu'ti.