Simbol Keraifan Lokal, Banyak Bangunan Rumah Adat yang Masih Asli

PENGGIAT: Penggiat wisata Desa Wisata Lubok Sukon Putri Aprila Balqis membuka jendela rumah adat Aceh peninggalan Duta Luar Negeri RI masa lampau Tjeā€™Mat Rahmany yang menjadi museum di Desa Wisata Lubok Sukon, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar, Kamis (14/1--

Warga Desa Wisata Lubok Sukon Putri Aprila Balqis (26) menyebut rumah adat Aceh ini sudah menjadi ikon desa sejak lama. Bagi masyarakat, rumoh Aceh bukan sekadar simbol, melainkan warisan pendahulu yang harus terus dilestarikan.

Jadi, wisatawan bisa melihat rumah Aceh tempo dulu. Inilah salah satu alasannya mempertahankan rumah Aceh ini.

Balqis yang juga pengurus Pokdarwis Lubok Sukon ini menyebut hampir setiap bulan ada wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata Lubok Sukon, domestik maupun mancanegara seperti Malaysia, Jepang, Thailand, dan negara lainnya.

Sepanjang 2024, sudah ada sekitar 1.000 wisatawan yang sudah berkunjung ke Lubok Sukon. Ada di antara mereka yang menginap, memilih paket Wet Wet Gampong, dan atraksi wisata, atau hanya memesan paket kuliner untuk menikmati santapan siang bersama dengan nuansa pedesaan.

Ke depan, pengelola wisata terus meningkatkan peran UMKM agar lebih banyak tenaga kerja terserap di desa ini.

Tantangan

Di sisi lain, Pokdarwis menyebut tantangan yang harus dihadapi Desa Wisata Lubok Sukon saat ini ialah penurunan jumlah rumoh Aceh desa itu.

Pada tahun 2012, terdapat sekitar 80-an rumoh Aceh. Namun, saban tahun, jumlah rumah tersebut terus turun dan saat ini tersisa sekitar 25 rumoh Aceh.

Salah satu faktornya ialah para pemilik merenovasi rumoh Aceh tersebut menjadi rumah berbahan beton, untuk menjawab kebutuhan tempat tinggal. “Ini tantangan yang dihadapi Lubok Sukon,” ujar Fahry.

Kendati demikian, penggiat wisata Desa Wisata Lubok Sukon melalui pokdarwis terus berupaya membangun rasa cinta dalam diri masyarakat terhadap rumoh Aceh, dengan harapan mau mempertahankan bangunannya.

Oleh karena itu, rasa cinta harus dibangun kembali. Begitu pula rasa bangga pada desa ini. Rasa memiliki juga harus dibangkitkan karena desa ini punya potensi.

Dukungan

Kepala Disbudpar Aceh Almuniza Kamal menyebut menikmati pariwisata Aceh, tentu dibarengi dengan budaya di daerah Tanah Rencong itu sendiri yang sangat melekat dengan syariat Islam.

Seperti halnya Desa Wisata Lubok Sukon yang hingga saat ini masih melestarikan tradisi budaya, rumah adat Aceh, hingga kehidupan keseharian masyarakat yang masih erat dengan kebersamaan dan gotong royong. Warga mengemas ini menjadi destinasi wisata.

“Jadi ini sesuatu yang berbeda, bukan hanya kehidupan warganya tapi fisiknya, kampung asli Aceh masih ada di situ. Semoga ini menjadi kekuatan Aceh di masa depan, dan tetap dipertahankan oleh masyarakat Lubok Sukon,” ujarnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan