Terkenal Dengan Produk Batik Tulis Klasik

DESA WISATA: Gerbang masuk kawasan Desa Wisata Wukirsari Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. FOTO: ANTARA/HERY SIDIK --

Selain itu, masyarakat perdesaan kini makin banyak yang terlibat dalam pengembangan Desa Wisata Wukirsari, termasuk juga dalam memelihara kebudayaan, seni, serta lingkungan.

Kampung Batik Giriloyo Desa Wisata Wukirsari Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta ANTARA/Hery Sidik

Kampung Batik Giriloyo

Salah satu kawasan yang menjadi ikon Desa Wisata Wukirsari adalah Kampung Batik Giriloyo. Di sini terdapat gerai pamer, ruang pertemuan, galeri batik, dan gazebo. Ruang-ruang ini menjadi titik berkumpulnya kegiatan perekonomian dan pariwisata oleh masyarakat dan pelaku wisata.

Di bawah Nur Ahmadi yang dipercaya menjadi pengelola Koperasi Jasa Kampung Batik tulis Giriloyo, kampung batik, yang merupakan salah satu unit usaha adalah desa wisata ini, mampu menyatukan lebih dari 600 pengrajin batik dalam satu paguyuban pembatik.

Para pengrajin batik tulis di Wukirsari tersebar di tiga pedukuhan desa ini, yaitu Pedukuhan Giriloyo, Cengkehan, dan Karangkulon. Kedekatan wilayah antarpedukuhan ini memudahkan koordinasi dan komunikasi dengan para pengrajin batik. Di wilayaj ini terbentuk 12 kelompok pengrajin yang tersebar di rumah-rumah penduduk.

Pada setiap musim liburan atau akhir pekan, Kampung Batik Giriloyo Wukirsari banyak menerima kunjungan dari pelajar, mahasiswa, maupun wisatawan, yang ingin memahami batik dan belajar bagaimana proses membatik pada kain dari lilin (malam) cair.

Tempat ini merupakan salah satu lokasi di Wukirsari yang menjadi titik kumpulnya para pengrajin dan wisatawan sehingga mereka bisa belajar membatik, belanja batik, hingga edukasi membuat makanan dan membuat wayang.

Kampung Batik Giriloyo yang menjadi andalan Desa Wisata Wukirsari ini mulai terbentuk sejak 2009 setelah selama 3 tahun lamanya atau sejak 2006, masyarakat dan para pembatik berkumpul menyatukan tekat bersama menjadikan desanya layak dikunjungi wisatawan.Setelah gempa bumi dahsyat mengguncang Yogyakarta termasuk Bantul pada 2006, mereka membangkitkan semangat para pembatik untuk bangkit. Pengrajin mengawali kegiatan membatik bersama di bentangan kain panjang dan memecahkan rekor membatik selendang terpanjang pada 2007.

Selanjutnya pada tahun 2008, perlahan membangun jenama dengan tetap mengedepankan ciri khas batik tulis, kemudian pada tahun 2009 memproklamirkan diri menjadi salah satu desa wisata, dengan unggulan edukasi membuat batik tulis.

Beberapa tahun berjalan, dampak dari adanya pariwisata berbasis komunitas atau desa wisata di Giriloyo Wukirsari banyak sekali, salah satunya adalah setiap lima wisatawan yang datang ke Wukirsari, pengelola harus memanggil satu pengrajin untuk mendampingi wisatawan belajar membatik.

Saat ini Kampung Batik Giriloyo telah menjadi tempat wisata edukasi belajar membatik dan belanja batik. Pada tahun 2022, kampung batik ini juga ditetapkan sebagai Desa Wisata Berkelanjutan oleh Kemenparekraf.

Di tempat ini, wisatawan maupun pengunjung dapat melakukan praktik membatik dengan biaya terjangkau.

Aktivitas wisatawan dan tamu dari berbagai daerah yang berkunjung ke Desa Wisata Wukirsari banyak memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat dan pengrajin. Selain produk batik mereka dibeli, juga mendapat tambahan penghasilan dari pendampingan membatik.

Nur Ahmadi menyebut, pada tahun 2019 jumlah kunjungan tamu dan wisatawan ke Kampung Batik Giriloyo mencapai 29.000 orang, tetapi pada 2020 menurun drastis akibat pandemi COVID-19.

Tag
Share