Model Kurikulum Pendidikan Harus Fleksibel untuk Mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045
Ilustrasi - Aktivitas belajar mengajar program kurikulum diniyah di Sekolah Dasar.--
Salah satunya adalah rendahnya skor Program for International Student Assessment (PISA) Indonesia pada tahun 2020, yang menunjukkan bahwa Indonesia masih tertinggal dalam hal literasi sains, matematika, dan membaca.
Hal ini mencerminkan tantangan besar dalam meningkatkan kualitas pendidikan, terutama dalam menyiapkan siswa dengan keterampilan yang dapat bersaing secara global.
"Skor PISA kita masih rendah, bahkan di bawah rata-rata negara-negara OECD dan ASEAN-5, yang menandakan bahwa kita menghadapi tantangan besar dalam memperbaiki kualitas pendidikan," ujar Ghani.
Ia juga mencatat bahwa banyak penduduk Indonesia yang hanya mengenyam pendidikan sampai tingkat SMP, dan jumlah lulusan perguruan tinggi masih terbatas.
Pada tahun 2023, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia tercatat berada di peringkat ke-112 dunia, menunjukkan bahwa kualitas pendidikan dan keterampilan penduduk Indonesia masih perlu banyak perbaikan.
Salah satu faktor penting dalam mendukung visi Indonesia Emas adalah kesiapan dalam menghadapi perkembangan teknologi yang semakin pesat.
Ghani menegaskan bahwa teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah menjadi bagian yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, dan gelombang perubahan teknologi ini turut memengaruhi dunia pendidikan.
Oleh karena itu, kurikulum masa depan harus menyiapkan siswa dengan keterampilan yang relevan dan siap menghadapi tantangan dunia yang semakin dipengaruhi oleh kemajuan teknologi.
“Untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045, kita harus merumuskan dengan jelas gambaran mengenai sumber daya manusia (SDM) yang dibutuhkan di masa depan. SDM masa depan harus memiliki keterampilan yang dapat menjawab tantangan global, terutama di bidang teknologi dan inovasi,” pungkas Ghani.
Dengan demikian, Ghani berharap pendidikan Indonesia dapat mengadopsi kurikulum yang lebih fleksibel, relevan dengan perkembangan zaman, dan mampu menghasilkan SDM yang siap menghadapi tantangan global, serta berperan dalam mewujudkan Indonesia Emas pada tahun 2045. (*)