Presiden Rusia Tuding AS Bertindak Agresif di Timur Tengah
Presiden Rusia Vladimir Putin.--
ISTAMBUL, JAMBIEKSPRES.CO- Presiden Rusia Vladimir Putin menuduh Amerika Serikat (AS) bertindak agresif di Timur Tengah. Hal ini disampaikan oleh Putin dalam sebuah konferensi investasi yang diselenggarakan oleh VTB, bank terbesar kedua di Rusia, pada Rabu (4/12).
Putin menjelaskan bahwa pengembangan rute logistik baru menjadi proses yang tak terhindarkan, yang dipicu oleh pertumbuhan ekonomi, perdagangan, dan risiko geopolitik.
Dalam hal ini, ia menyebutkan penurunan volume kargo yang melewati Terusan Suez, yang menurutnya merupakan dampak dari tindakan agresif AS di wilayah Timur Tengah.
BACA JUGA:Rupiah Tertekan di Tengah Ketegangan Konflik Ukraina-Rusia dan Kebijakan Ekonomi Indonesia
BACA JUGA:Harus Fokus Pada Isu Krusial, pada Debat Kedua Pilwako Jambi Digelar Malam Ini
“Hal ini, tentu saja, terutama disebabkan oleh risiko geopolitik dan kenyataan bahwa AS secara aktif dan cukup agresif bertindak di Timur Tengah,” ujar Putin. Ia berpendapat bahwa kebijakan agresif AS tersebut telah memicu munculnya "gerakan-gerakan perlawanan" di kawasan tersebut.
Lebih lanjut, Putin menyatakan bahwa akibat tindakan tersebut, ekonomi dan rute logistik global sedang menghadapi kesulitan, sehingga banyak pengirim barang memilih untuk mengalihkan jalur pengiriman mereka melalui Afrika.
Selain itu, Putin juga mengomentari pernyataan Presiden terpilih AS Donald Trump mengenai penerapan tarif 100 persen terhadap negara-negara BRICS yang berupaya menjauh dari penggunaan dolar AS dalam perdagangan internasional.
"Para penerus (Trump), lawan-lawan politiknya, telah melakukan banyak hal untuk merusak fondasi fundamental dolar sebagai mata uang cadangan global," katanya.
Putin menilai bahwa pemerintah AS saat ini menggunakan dolar sebagai alat untuk melawan pihak-pihak yang dianggap sebagai musuh. (*)