Pengakuan Kebaya Sebagai Warisan Budaya Buka Peluang Besar bagi Industri Mode
Model menampilkan kebaya dalam peragaan busana bertajuk Pasar Triwindu Berkebaya--
JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO- Desainer busana sekaligus pendiri Burgo Indonesia Fashion School, Jenny Yohana Kansil, mengungkapkan bahwa pengakuan kebaya sebagai warisan budaya tak-benda dunia oleh UNESCO membuka peluang besar bagi sektor ekonomi kreatif, khususnya industri mode.
"Permintaan terhadap kebaya akan meningkat, baik di pasar lokal maupun internasional. Hal ini akan mendorong perkembangan usaha kecil dan menengah, seperti pembuat kain tradisional, penjahit, hingga desainer untuk mengembangkan produk kebaya yang berkualitas dan kompetitif di pasar global," kata Jenny kepada ANTARA pada Jumat (6/12).
Jenny menyebut kebaya sebagai "kanvas" yang mampu memuat tradisi dan inovasi, memungkinkan penerapan berbagai interpretasi modern tanpa meninggalkan akar budaya.
BACA JUGA:Mengembalikan Esensi Kebaya sebagai Identitas Perempuan Indonesia
BACA JUGA:Tampil Nyentrik, Mulai Dari Batik Hingga Kebaya
Dengan sifatnya yang demikian, kebaya memiliki peluang besar untuk diterima di pasar fesyen global.
Ia juga menekankan bahwa kebaya bisa menjadi salah satu produk unggulan Indonesia di pasar fesyen dunia, asalkan dikemas dengan desain yang tepat.
Pada 4 Desember 2024, Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) dalam Sidang Komite Antarpemerintah tentang Warisan Budaya Tak-benda di Paraguay memutuskan untuk memasukkan kebaya dalam daftar warisan budaya tak-benda kemanusiaan.
Keputusan ini diambil berdasarkan usulan dari Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, dan Thailand.
"Kebaya: Pengetahuan, Keterampilan, Tradisi, dan Praktik" resmi dimasukkan ke dalam Daftar Representatif Warisan Budaya Tak-benda Kemanusiaan UNESCO.
Jenny menyampaikan bahwa pengakuan ini seharusnya menjadi pengingat bagi generasi muda untuk lebih mencintai dan melestarikan kebudayaan Indonesia.
"Ini adalah momen bersejarah yang menegaskan keunikan dan kekayaan budaya Indonesia di mata dunia. Kebaya bukan sekadar pakaian, tetapi juga simbol identitas, keanggunan, dan warisan leluhur yang harus kita banggakan," ujarnya.
Jenny berharap setelah kebaya diakui sebagai warisan budaya tak-benda, pemerintah dapat menyelenggarakan program-program edukasi, pameran, festival, dan lomba desain kebaya untuk mendukung pelestarian kebaya.
Ia juga berharap masyarakat dapat lebih aktif mengenakan kebaya dalam kegiatan sehari-hari dan memanfaatkan platform media sosial untuk mempromosikan pemakaian kebaya.