Antisipasi Anomali Cuaca, Bapanas Dorong Pemda Perkuat Cadangan Pangan
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi (kedua kanan) di Jakarta.--
JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO-Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengimbau seluruh pemerintah daerah (pemda) untuk memperkuat cadangan stok pangan guna mengantisipasi potensi gangguan distribusi akibat anomali cuaca yang belakangan ini semakin ekstrem.
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi, dalam keterangan resmi pada Sabtu (7/12), menekankan bahwa perubahan cuaca yang tidak menentu, seperti gelombang tinggi dan angin kencang, dapat menghambat kelancaran distribusi pangan, khususnya yang melalui jalur transportasi laut.
Ia mencontohkan, kendala seperti ombak tinggi sempat mengganggu perjalanan kapal penyebrangan Bakauheni-Merak yang menyebabkan keterlambatan pengiriman logistik pangan antarwilayah.
"Cuaca ekstrem ini biasanya menghambat transportasi laut. Misalnya, ombak tinggi bisa menyebabkan keterlambatan distribusi pangan antar daerah," ujar Arief.
BACA JUGA:Harga Pangan Naik Lagi, Beban Tambahan bagi Masyarakat
BACA JUGA:Garap 2,3 Juta Hektare Lahan untuk Capai Swasembada Pangan
Untuk itu, Bapanas mendorong pemda memiliki Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD) yang cukup untuk menghadapi gangguan distribusi yang mungkin terjadi.
Menurut Arief, cadangan pangan ini sangat penting dalam menjaga kestabilan pasokan pangan, terlebih saat cuaca buruk menghambat distribusi barang ke daerah-daerah yang membutuhkan.
"Memiliki CPPD akan membentuk ketahanan pangan yang lebih kuat. Ini menjadi bagian dari ketahanan pangan nasional," tambahnya.
Sebagai contoh, DKI Jakarta sudah memiliki sistem pengelolaan cadangan pangan yang baik melalui badan usaha milik daerah (BUMD), seperti Food Station yang bertanggung jawab terhadap cadangan beras, serta Dharma Jaya yang mengelola stok daging, unggas, dan ikan.
Pemerintah provinsi DKI Jakarta juga mengelola pasar tradisional seperti Pasar Jaya Kebayoran Lama yang dilengkapi dengan fasilitas gudang pendingin untuk menjaga kualitas pangan.
"Beberapa pasar tradisional sudah dilengkapi dengan cold storage, ini penting agar kualitas pangan tetap terjaga dan stok tetap bisa dikelola dengan efisien," terang Arief.
BACA JUGA:Bulog Cabang Bungo Salurkan Bantuan Pangan
BACA JUGA:Harga Telur Ayam Ras Naik Tipis, Sektor Pangan Beragam di Pasaran
Arief juga mengingatkan agar distribusi pangan dilakukan dengan konsep cadangan yang memadai untuk menghindari kelangkaan, serta menjaga stabilitas harga di pasar.
Cadangan pangan, menurutnya, harus cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam jangka panjang.
"Cadangan pangan itu harus ada buffer atau cadangan yang cukup, tidak hanya sekali datang dan habis. Kita harus mengelola stok pangan dengan bijak," ujar Arief.
Selain itu, ia menyebutkan bahwa Indonesia selama ini memiliki tingkat cadangan pangan yang relatif rendah.
Oleh karena itu, perlu ada upaya peningkatan cadangan pangan secara bertahap dengan pendekatan yang lebih sistematis.
Tidak hanya mengandalkan hasil panen langsung, tetapi juga mengelola stok cadangan pangan untuk menghadapi perubahan cuaca yang semakin tidak menentu.
Dengan meningkatkan ketahanan pangan nasional, Bapanas berharap Indonesia dapat lebih siap dalam menghadapi tantangan yang disebabkan oleh perubahan iklim.
BACA JUGA:Harga Pangan Kembali Naik, Bawang Merah Tembus Rp39.720 per Kilogram
BACA JUGA:Beberapa Komoditas Pangan di Kota Jambi Mengalami Kenaikan Harga
Ketahanan pangan yang lebih baik akan mendukung stabilitas harga dan menjamin pasokan pangan yang cukup bagi seluruh lapisan masyarakat.
"Ketahanan pangan yang kuat akan menjamin harga yang stabil, dan tentunya meningkatkan indeks ketahanan pangan nasional," tutup Arief. (*)