Menjaga Keanekaragaman Hayati, Melindungi Gajah di Lancang Kuning
TEROWONGAN GAJAH: Beberapa ekor gajah melintas di bawah tol Permai. FOTO: ANTARA --
Pusat Konservasi Gajah Riau
Data Forum Konservasi Gajah Indonesia menyebutkan, populasi gajah Sumatera (elephas maximus sumatranus) mengalami penurunan drastis dalam kurun 20-30 tahun terakhir hingga mencapai 70 persen yang diperkirakan menyisakan sekitar 1.970 ekor pada 2013 karena ancaman kehilangan habitat hutan, konflik dengan manusia serta perburuan liar.
Provinsi Riau merupakan salah satu provinsi dimana konflik gajah dengan manusia di Sumatera cukup tinggi. Ledakan populasi manusia dan kebijakan pemerintah yang mengatasnamakan pembangunan juga turut serta membuat hutan sebagai habitat gajah Sumatera makin berkurang lebih cepat dan yang paling mengerikan masih ada sebagian orang yang menyebut gajah itu sebagai hama.
Pusat Konservasi Gajah (PKG) Minas, Kabupaten Siak, Riau, menjadi suaka kecil untuk kelangsungan gajah Sumatera yang hampir punah ini. PKG Riau adalah sebuah unit di Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, yang merupakan badan di bawah naungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
PKG Riau yang berada di kawasan Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim II ini sekarang merawat 16 ekor gajah Sumatera yang ada di tempat itu, 11 di antaranya merupakan gajah jantan.
Sebagian gajah di PKG awalnya merupakan gajah liar yang diselamatkan. gajah-gajah tersebut setiap hari dipantau kesehatannya oleh sekitar 30 mahout (pawang) dan tenaga medis, bahkan rutin tiap tiga bulan diberi obat.Gajah-gajah tersebut kini jinak, bahkan ada yang pandai beratraksi dan akrab dengan manusia. Kelompok gajah tersebut juga kerap diterjunkan ke lapangan ketika terjadi konflik manusia dengan gajah liar. (ant)