Rekatkan Rasa Persaudaraan Lewat Musik

MANGGUNG: Penampilan Alley and Friendz di panggung Mega move it fest 2024. (Antara/Dedy Azis)--

Melihat Penampilan Alley and Friendz di Acara Kumpul Basudara Holland Ambon

Dari sekian banyak musisi berketurunan Maluku, tak banyak yang akrab dengan nama Alley and Friendz. Namun, meskipun terdengar asing di telinga, siapa sangka grup band yang dinahkodai oleh Alley Unitli/Usmany ini mampu merekatkan orang-orang Maluku di Negeri Kincir Angin, Belanda.

----------------------

ALLEY And Friendz merupakan grup band orang Maluku di Belanda yang beranggotakan Alley Unitli, Sasha Attapary, Jayde Jaolat, Patrick Unitli, Stef Matitawaer, Chris Soukotta dan Maurice Matrutty. Band ini didirikan pada 2008 atas hobi dan kecintaan yang sama pada Tanah Maluku.

“Kami mulai tahun 2008 untuk suatu pertunjukan musik. Saya ditanya oleh salah satu organisator event besar di Belanda yang sering membuat pasar malam untuk orang Indonesia di Belanda. Ia meminta tolong pada saya untuk meramaikan pasar malam tersebut, dan dari situlah terbentuk Alley and Friendz. Saya dan saudara laki-laki saya Bung Patrick yang berposisi sebagai pemain gitar mulai bermain,” kata Alley Unitli menjelaskan.

Alley yang dibesarkan dalam keluarga pemusik sudah memulai perjalanan karirnya bersama band bentukan keluarga yang dikenal dengan nama Bubur M dan berkiprah selama 30 tahun dengan aktif mengisi acara-acara besar di Belanda.

BACA JUGA:Delapan Partai Usulkan Sherly Tjoanda Gantikan Benny Laos sebagai Cagub Maluku Utara

BACA JUGA:Maluku Utara Berduka, Cagub Benny Laos Meninggal Dunia

Berbeda dengan Bubur M, Alley and Friendz dirasa lebih kental dengan nuansa Maluku atas musik dan lirik khas yang diciptakan.

Sajian music jazz, city pop hingga hawaian dengan sentuhan lirik-lirik melayu Maluku memberikan suasana rumah bagi setiap orang Maluku di Belanda yang mendengarkannya.

“Kami memiliki kebanggaan tersendiri jika bisa menyanyikan atau membuat lagu dengan berbahasa melayu Maluku. Saya pribadi, Papa saya juga seorang musisi dan beliau yang mengajarkan kami untuk bagaimana bermusik yang benar dengan tetap mempertahankan budaya Maluku. Misalnya saja tentang bagaimana bermain musik di acara-acara Maluku di Belanda, ini terkait dengan pemilihan musik yang sesuai di telinga orang Maluku,” jelasnya.

Terkait dengan genre musik Alley and Friendz sendiri mengaku tak pernah menjadikan suatu genre tertentu sebagai pakem utama.

Pasalnya, musik Alley and Friendz sendiri memiliki beraneka warna irama di setiap lagunya. Sebut saja lagunya yang berjudul Maluku yang beta cinta yang menggambarkan tentang kerinduan mendalam seorang anak Maluku yang jauh dari tanah kelahirannya dan ingin kembali ke Maluku.

Lagu tersebut disajikan dengan irama jazz nan begitu mendayu-dayu namun tetap elegan dan berkelas, menitikberatkan kecintaan pada kampung halaman.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan