1 Korban Marapi Asal Jambi
EVAKUASI: Petugas saat mengevakuasi jenazah Liarni (22), mahasiswa asal Provinsi Jambi yang menjadi korban erupsi Gunung Marapi. Jenazah Korban sudah diserahkan ke keluarga di Sumbar.--
Saat ini tim gabungan masih menyingkronkan data 75 korban dengan pihak keluarga yang melapor ke posko pengaduan atau Posko Disaster Victim Identification (DVI) Polda Sumbar.
Pada Selasa (5/12) malam hingga pukul 20.07 terdapat tambahan 30 warga yang melapor anggota keluarganya hilang atau belum ditemukan.
Kapolda menambahkan bisa saja anggota keluarga yang hilang tersebut sudah masuk ke dalam daftar pemeriksaan DVI, namun belum teridentifikasi.
Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin meminta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bekerja sama dengan instansi terkait segera mengevakuasi korban erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat.
“Saya kira pertama agar korban-korban itu supaya segera dievakuasi, kerja sama tentu BNPB, BPBD, serta Pemkab Agam dan Tanah Datar,” kata Wapres Ma'ruf Amin ketika ditemui di sela-sela acara Apresiasi dan Penyerahan Hasil Evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), Reformasi Birokrasi (RB), dan Zona Integritas (ZI) Tahun 2023 di Nusa Dua, Bali, Rabu.
Wapres juga dengan tegas melarang masyarakat melakukan pendakian ke lokasi berbahaya, mengingat Gunung Marapi merupakan gunung berapi paling aktif di Sumatera.
Lebih lanjut Wapres Ma’ruf Amin meminta BPBD Agam dan BPBD Tanah Datar bekerja sama dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk memperketat pemantauan agar jangan sampai tidak ada peringatan jika ada potensi bencana.
Pernyataan itu disampaikan guna merespons laporan pencurian alat deteksi di Stasiun Pemantauan Gunung Api Marapi, yang menurut PVMBG telah beberapa kali terjadi.
“Dan seperti tadi dikatakan ada yang dicuri ya, itu supaya pengamanannya (diperketat). Jadi ke depan hal-hal seperti ini harus lebih dibenahi, hal-hal yang mencegah kemungkinan terjadinya pendakian pada saat situasi berbahaya,” tutur Wapres Ma’ruf Amin.
Terkait upaya pencegahan bencana, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengatakan segera mengadakan rapat dengan seluruh kepala daerah supaya lebih responsif dalam menghadapi potensi bencana di daerah masing-masing.
“Kami lakukan evaluasi mulai dari sistem peringatan dini yang harus dipikirkan langkah-langkah untuk bagaimana peralatan tersebut tidak sampai dicuri, dijaga melalui kerja sama dengan kepolisian, dengan yang menjaga konservasi, polisi hutan di sana,” kata Mendagri Tito.
Selain sistem peringatan dini, menurut Tito, setiap daerah juga harus aktif menyelenggarakan simulasi respon bencana, seperti yang telah dilakukan oleh Sulawesi Barat.
“Masing-masing daerah perlu melakukan drill (simulasi) sehingga jangan sampai terjadi kejadian baru responsif. Jadi sudah ada langkah-langkah kalau terjadi apa-apa ada plan A, plan B-nya,” ujar Mendagri.
Dampak erupsi Gunung Marapi menyebabkan sedikitnya 23 korban meninggal dunia, berdasarkan data Kepolisian Daerah Sumatera Barat hingga Selasa (5/12) pukul 20.22 WIB. Dari jumlah tersebut 11 korban di antaranya sudah dapat diidentifikasi oleh tim Polda Sumbar.
Hingga kini, proses pencarian dan pertolongan masih terus dilakukan oleh tim gabungan.