Menu Makan Bergizi Gratis, Solusi Gizi Anak Tanpa Susu

Seorang siswa bersiap menyantap sajian dalam program Makan Bergizi Gratis di SMP Negeri 61, Slipi, Jakarta.--

JAKARTA, JAMBIEKSPRES-Meskipun tidak melibatkan susu dalam menu makan siang, program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diluncurkan di sekolah-sekolah Indonesia tetap dapat memenuhi kebutuhan gizi anak, menurut seorang ahli gizi dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Fitri Hudayani.
Fitri, seorang dietisien di RSCM, menjelaskan bahwa dengan memanfaatkan bahan makanan yang beragam, program ini mampu memberikan asupan yang dibutuhkan anak-anak untuk mendukung kesehatan dan perkembangan mereka.
"Meski tanpa susu, menu dengan bahan makanan yang tepat dan beragam tetap bisa mencakup semua kebutuhan gizi anak," kata Fitri dalam keterangannya kepada ANTARA.
Program Makan Bergizi Gratis yang dimulai pada 6 Januari 2025 ini menyediakan menu yang terdiri dari nasi, telur dadar atau ayam goreng, serta sayuran seperti wortel dan brokoli.

BACA JUGA:Dokter Sarankan Pola Makan Bergizi untuk Tingkatkan Imunitas dan Cegah Virus HMPV

BACA JUGA:Mendikdasmen Janjikan Penyempurnaan Program Makan Bergizi Gratis

Fitri menyebutkan bahwa menu ini telah dirancang untuk mencakup 30 hingga 35 persen dari total kalori yang dibutuhkan oleh anak usia 7-9 tahun, yakni sekitar 1.650 kalori per hari.
“Contohnya, menu nasi 200 gram, telur satu butir, dan 100 gram sayuran seperti wortel dan brokoli, sudah mencukupi sekitar 575 kalori dan 16 gram protein yang diperlukan untuk satu kali makan,” ujar Fitri.
Meskipun susu merupakan sumber kalsium dan protein yang baik, Fitri menambahkan bahwa nutrisi serupa bisa ditemukan dari berbagai bahan makanan lain, seperti ikan, telur, kacang-kacangan, serta sayuran hijau.

Oleh karena itu, program MBG ini berfokus pada keberagaman bahan makanan yang tetap dapat memenuhi kebutuhan gizi anak.
Selain itu, Fitri juga menekankan pentingnya penyesuaian jumlah porsi berdasarkan usia dan tingkat pendidikan anak.

"Seiring bertambahnya usia anak, kebutuhan kalorinya akan meningkat, sehingga porsi makan harus disesuaikan untuk setiap kelompok usia—dari PAUD, SD, hingga SMP dan SMA," katanya.
Fitri menegaskan bahwa untuk menjamin keberhasilan program ini, penyelenggara perlu memastikan bahwa siklus menu harian terstandar dengan komposisi gizi yang seimbang, sehingga kebutuhan gizi anak dapat terpenuhi secara optimal.
Dengan pendekatan yang tepat, Makan Bergizi Gratis dapat menjadi solusi untuk memastikan anak-anak di seluruh Indonesia mendapatkan makanan sehat dan bergizi, meskipun tanpa susu. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan