Tausiyah Jumat, SAH ungkap Pembelajaran Rasa Syukur dari Makan Gizi Gratis Prabowo

Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Jambi Dr. Ir. H. A.R. Sutan Adil Hendra, MM ketika memberikan pengajian dalam sebuah kesempatan beberapa waktu lalu. --
JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO- Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Jambi Dr. Ir. H. A.R. Sutan Adil Hendra, MM menukil sebuah pembelajaran rasa syukur pada nikmat Allah SWT melalui kepemimpinan yang adil dan berpihak pada masyarakat.
Pembelajaran ini dapat diambil dari kisah Suleman Datau yang menyita perhatian publik seiring berjalannya program Makan Bergizi Gratis.
Kisah ini berawal pada Sekolah Dasar Negeri 1 Bone Raya, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, yang melakukan pembagian makanan program Makan Bergizi Gratis.
"Silahkan makan, kenapa tidak dimakan? tanya salah seorang petugas. Namun, Sang anak menjawab, "Mau diberikan ke mama". Perekam video kembali bertanya, "Kenapa mau dikasihkan ke mama?" Sang anak menjawab, "Karena di rumah tidak ada nasi". Sungguh, jawaban itu sangat menggugah rasa penuh makna.
BACA JUGA:SAH Ungkap Potensi Lahan Kosong di Provinsi Jambi Bagi Ketahanan Pangan Prabowo
BACA JUGA:Bersama HKTI, SAH ajak Saat Musim Hujan Petani Tanam Padi
Menu Makan Bergizi Gratis yang disimpan Suleman Datau untuk orang tuanya, sebetulnya relatif sederhana, terlihat ada nasi, telor, sayuran dan lauk lainnya. Niat Suleman Datau untuk membawa makanan itu kepada orang tuanya, sungguh mulia.
Menurut bapak beasiswa Jambi ini kisah tersebut sungguh menginspirasi Berbagai sudut pandang bisa kita gunakan untuk memaknai fenomena yang ditunjukkan oleh Suleman, salah satunya adalah makna dari makanan yang tersaji di hadapan kita.
"Hadirnya makanan di hadapan kita memiliki makna tajalli atau perwujudan af'al (perbuatan) Tuhan, meskipun yang menghadirkan makanan itu adalah manusia," ungkapnya.
Karena itu, menurutnya sikap yang ditunjukkan oleh Suleman mengajak kita, khususnya para siswa penerima bantuan MBG, untuk menghargai setiap butir nasi yang lengkap dengan sayur dan lauknya.
Lewat Suleman, Tuhan sedang menunjukkan bahwa tidak sepatutnya anak meremehkan sajian makanan yang dihasilkan dari jerih payah banyak pihak, mulai dari petani, buruh tani, pemanggul gabah di sawah, hingga kaum ibu yang mengolah makanan itu menjadi siap santap.
BACA JUGA:Ketika SAH Disapa Masyarakat Tentang Beasiswa untuk Anak Mereka
BACA JUGA:SAH Sampaikan Kabar Gembira, Era Presiden Prabowo Biaya Haji 2025 Turun Rp 4 Juta
Kisah yang disuguhkan oleh Suleman mengajarkan kita, para orang dan anak-anak dari kalangan berada, agar memaknai keberadaan makanan itu dengan penuh nikmat dan rasa syukur mendalam. (*)