Mengenal Feng Shui, Asal Mula dan Perkembangannya di Era Modern

Perayaan Imlek di Lunuk Baja, Kota Batam di tengah malam pada pergantian Tahun Baru China. --

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO– Tahun Baru Imlek 2025 dirayakan hari ini, 29 Januari, dengan suasana yang meriah dan penuh simbolisme, seperti warna merah yang melambangkan keberuntungan serta simbol ular kayu yang menjadi ikon tahun ini.

Selain perayaan shio, banyak orang yang juga tertarik pada praktik feng shui, yang dipercaya dapat membawa keberuntungan dan kebaikan bagi kehidupan mereka di tahun yang baru.
Feng shui, yang erat kaitannya dengan penataan rumah dan lingkungan untuk menciptakan keseimbangan energi, telah menarik perhatian banyak orang, baik untuk tujuan kesehatan, kesuksesan, maupun keberuntungan.

Praktik ini tidak hanya digunakan untuk memprediksi peruntungan berdasarkan 12 shio, tetapi juga sebagai panduan dalam menata ruang di rumah atau kantor agar dapat menciptakan atmosfer yang mendukung bagi penghuninya.
Namun, banyak yang belum mengetahui bahwa di balik profesi ahli feng shui yang sering didatangi untuk konsultasi, ada sejarah panjang dan pemahaman mendalam yang terkait dengan ilmu ini, yang sebenarnya tidak selalu berkaitan dengan hal-hal mistis atau supranatural.

BACA JUGA:Warga Tionghoa di Bangka Gelar Sembahyang Leluhur Menyambut Imlek

BACA JUGA:Tampilkan Atraksi Budaya dan Seni dalam Rangkaian Perayaan Imlek 2024

Asal Usul Profesi Ahli Feng Shui
Menurut Gunadi Widjaja, seorang pakar feng shui, profesi ini dimulai dengan niat untuk membantu orang lain dalam memilih lokasi yang tepat untuk rumah atau bangunan.

Awalnya dikenal sebagai “kang yi,” yang artinya melihat tanah, feng shui digunakan oleh orang-orang yang memiliki pengetahuan tentang tata letak ruang dan lingkungan yang dapat mempengaruhi kehidupan seseorang.

Pada masa lalu, orang yang memahami feng shui sering kali merupakan tokoh terkemuka di masyarakat, dan mereka dipercaya memiliki pengetahuan tentang bagaimana menata rumah agar penghuninya merasa sejahtera.

Feng shui sendiri berkembang seiring dengan pengetahuan geografi dan astronomi, yang digunakan untuk memetakan lokasi yang baik untuk pembangunan kota, makam, atau istana.

Praktik ini melibatkan pengetahuan yang mendalam tentang alam, seperti struktur tanah, aliran air, arah angin, dan faktor-faktor alam lainnya yang dianggap dapat memengaruhi kehidupan manusia.

Feng Shui vs Astrologi, Apa Perbedaannya?
Banyak orang yang mengaitkan feng shui dengan astrologi atau ramalan shio, tetapi keduanya sebenarnya memiliki perbedaan yang cukup mendasar.

Gunadi menjelaskan bahwa feng shui lebih berkaitan dengan ilmu penataan ruang untuk menciptakan keseimbangan energi, sementara astrologi lebih fokus pada pengaruh planet dan konstelasi terhadap kehidupan seseorang.

Feng shui berusaha menciptakan keseimbangan antara energi bumi dan langit, sementara astrologi mengamati pergerakan benda langit untuk memprediksi peruntungan berdasarkan 12 shio.

Tantangan yang Dihadapi oleh Praktisi Feng Shui di Era Modern
Meskipun feng shui sudah ada sejak ribuan tahun lalu, tantangan dalam mempraktikkannya tidak bisa dihindari.

Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh para praktisi feng shui adalah stigma bahwa feng shui hanya berhubungan dengan hal-hal mistis atau spiritual.

Menurut Gunadi, banyak orang yang datang untuk berkonsultasi dengan harapan mendapatkan hasil instan, seperti kekayaan atau keberuntungan dalam waktu singkat.

Padahal, feng shui membutuhkan waktu dan pemahaman yang mendalam untuk benar-benar efektif.
Selain itu, perkembangan teknologi informasi juga telah membawa tantangan tersendiri, dengan banyaknya informasi yang salah atau mitos tentang feng shui yang tersebar luas.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan