Mendikdasmen Tanggapi Penolakan Pelajar Papua terhadap Program Makan Bergizi Gratis

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti--

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO– Menanggapi penolakan yang disampaikan oleh sejumlah pelajar di Papua terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG), Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti, menyatakan bahwa tujuan dari program tersebut adalah untuk meningkatkan kualitas kesehatan dan pendidikan anak-anak di seluruh Indonesia.
Usai menghadiri acara Sarasehan Nahdlatul Ulama (NU) di Jakarta, Mu'ti menjelaskan bahwa MBG memiliki hubungan yang erat dengan peningkatan stamina pelajar, yang pada gilirannya mendukung proses pembelajaran mereka.

“Gizi yang baik berpengaruh besar terhadap kondisi fisik, yang sangat mendukung siswa untuk tetap semangat dan fokus dalam belajar,” ujarnya.
Menurutnya, program ini menyasar kelompok yang sangat penting bagi masa depan pendidikan Indonesia, mulai dari pelajar SD hingga SMA, serta ibu hamil dan menyusui.

BACA JUGA:Prabowo Pastikan Pelaksanaan MBG Terus Disempurnakan

BACA JUGA:MBG Ibu Hamil, Solusi Tambahan untuk Menunjang Kesehatan Gizi

Mu'ti menyatakan bahwa program tersebut merupakan bagian dari upaya memperkuat pendidikan dasar, termasuk wajib belajar 13 tahun yang kini menjadi salah satu prioritas nasional.
Mu'ti juga menambahkan bahwa pemerintah akan terus mengevaluasi program MBG, mengingat adanya respons dari berbagai daerah, termasuk penolakan yang terjadi di Papua.

“Kami selalu terbuka terhadap masukan dan akan melakukan evaluasi secara berkelanjutan agar program ini semakin sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” jelasnya.
Sebelumnya, aksi protes oleh ratusan pelajar di Yahukimo, Papua Pegunungan, menjadi sorotan publik, dengan alasan bahwa mereka lebih mengutamakan program pendidikan ketimbang bantuan makan bergizi.

Protes ini mencuat di berbagai media sosial dan mendapat perhatian luas.
Mendikdasmen menegaskan bahwa meskipun ada penolakan, prinsip dasar dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah adalah untuk mendukung sepenuhnya keberlanjutan MBG, sambil memastikan bahwa program ini terus disesuaikan dengan kebutuhan nyata di lapangan. (*)

Tag
Share