MBG Ibu Hamil, Solusi Tambahan untuk Menunjang Kesehatan Gizi
Membagikan hidangan Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan balita di Posyandu Dahlia 2, Kelurahan Susukan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, Jumat (10/1/2025)--
JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO– Dr. Muhammad Fadli Sp.OG, seorang dokter spesialis obstetri dan ginekologi, menyatakan bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diberikan kepada ibu hamil dan menyusui merupakan bantuan tambahan yang berguna untuk melengkapi kebutuhan gizi harian mereka.
“MBG ini bukanlah satu-satunya sumber gizi bagi ibu hamil, melainkan bonus dari pemerintah untuk membantu mencukupi kekurangan gizi yang diperlukan ibu selama masa kehamilan,” kata Fadli kepada ANTARA.
Fadli menjelaskan bahwa menu MBG yang disediakan, seperti telur, sayur, bakso, dan buah-buahan, dapat menjadi sumber protein tambahan bagi ibu hamil, yang membutuhkan sekitar 70-80 gram protein setiap hari.
Namun, ibu hamil juga dianjurkan untuk tetap menambah asupan protein dari bahan makanan lain seperti daging, tempe, tahu, atau ikan guna mencukupi kebutuhan gizi mereka.
BACA JUGA:Kalori Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk Ibu Hamil Disesuaikan dengan Trimester
BACA JUGA:Libatkan Petani dalam Suplai Pangan MBG untuk Perluas Manfaat
Di samping itu, penting bagi ibu hamil untuk memperhatikan konsumsi susu sapi pasteurisasi atau susu UHT yang diberikan dalam program tersebut, karena susu dapat mendukung pertumbuhan janin dan menghindari bayi lahir dengan berat badan rendah.
Meski begitu, Fadli mengingatkan ibu hamil untuk memeriksa kandungan gula dalam susu tersebut.
Fadli menjelaskan bahwa ibu hamil sebaiknya membatasi konsumsi makanan dan minuman yang mengandung gula berlebih, dengan batasan tidak lebih dari 30 gram per hari, untuk mencegah masalah kesehatan seperti bayi dengan berat badan berlebih (makrosomia) atau gangguan metabolisme.
"Jika kandungan gula dalam makanan atau minuman yang diberikan cukup tinggi, seperti 17 gram per sajian, ibu hamil disarankan untuk memilih camilan rendah gula pada sore atau malam hari," ujar Fadli.
Ia juga menambahkan bahwa konsumsi gula yang berlebihan selama kehamilan dapat memicu masalah pada bayi, seperti gangguan neurobehavioral yang dapat menyebabkan ADHD.
Bagi ibu, hal tersebut dapat meningkatkan risiko diabetes gestasional, preeklamsia, kelahiran prematur, serta depresi setelah melahirkan.
Sebagai solusi, Fadli menyarankan agar ibu hamil yang mengonsumsi terlalu banyak makanan tinggi gula dapat mengurangi jumlahnya, seperti dengan membatasi cokelat dan permen, serta memilih susu dengan kandungan gula yang lebih rendah untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi selama kehamilan. (*)