Pasien Pascastroke Disarankan Terapkan Pola Makan DASH untuk Kesehatan Optimal

Ilustrasi - Aneka bahan makanan sehat. (Antara/Shutterstock) --
JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO- Anggita Marlida Septiani, S.Gz, ahli gizi dari Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof. Dr. Dr. Mahar Mardjono (RSPON), merekomendasikan pasien pascastroke untuk mengikuti pola makan seimbang dengan menerapkan diet Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH) guna mendukung pemulihan kesehatan.
"DASH diet adalah diet yang dirancang untuk mencegah hipertensi, namun sangat cocok untuk pasien pascastroke yang membutuhkan pola makan yang sehat," ungkap Anggita dalam webinar yang dipantau secara daring.
Dalam diet DASH, komposisi utama terdiri dari serat yang banyak diperoleh dari sayur dan buah-buahan, produk susu rendah lemak, kacang-kacangan, biji-bijian, serta protein yang berasal dari ikan dan unggas.
Anggita menekankan pentingnya mengonsumsi tiga hingga empat porsi sayuran setiap hari, sesuai dengan kebutuhan gizi yang optimal.
"Sebaiknya makan sayur tiga kali sehari, jangan sampai hanya ada sedikit sayur dalam makanan seperti bubur atau nasi tim yang hanya diberi sedikit sayuran," ujar Anggita, menegaskan pentingnya kualitas asupan gizi.
BACA JUGA:Ahli Gizi Sarankan Asesmen untuk Pasien Pascastroke dengan Gangguan Oromotor
BACA JUGA:Stroke dan Aneurisma Tak Lagi Menakutkan, DSA Solusi Akurat dan Cepat
Bagi pasien yang mengalami gangguan oromotor, yang memengaruhi kemampuan makan atau menelan, Anggita menyarankan agar tekstur makanan disesuaikan dengan kebutuhan, tetapi tetap memastikan bahwa sumber protein seperti ayam, ikan, tahu, tempe, dan daging tetap tercukupi, bersama dengan sayuran dan buah-buahan.
Selain itu, Anggita mengingatkan untuk membatasi konsumsi garam (natrium), terutama dalam makanan olahan seperti jeroan, sosis, nugget, dan sarden, yang tinggi kandungan natriumnya.
"Makanan olahan ini sangat tinggi natrium, jadi harus dibatasi," tegasnya.
Karbohidrat seperti beras putih, beras merah, kentang, dan ubi juga dapat dikonsumsi, namun tetap dengan memperhatikan porsi yang tepat.
Camilan ringan, seperti biskuit atau crackers, masih bisa dimakan dalam perjalanan, tetapi harus dikonsumsi dengan bijak dan tidak berlebihan.
Anggita juga mengingatkan agar penggunaan bumbu penyedap pada masakan bisa dikurangi dengan meningkatkan pemakaian bumbu dan rempah alami yang mampu memperkaya rasa masakan tanpa menambah kandungan natrium.
BACA JUGA:Olahraga Rutin Bisa Turunkan Risiko Stroke Kembali pada Penyintas
BACA JUGA:Butuh Fisioterapi Rutin untuk Memperbaiki Kondisi Stroke Pasien
Dalam hal cara memasak, Anggita menyarankan untuk lebih memilih metode memasak seperti memanggang dan mengukus, namun tidak melarang sama sekali menggoreng, asalkan tidak dilakukan secara berlebihan.
"Jangan sampai setiap hari, pagi, siang, dan sore dari Senin hingga Minggu hanya makan makanan yang digoreng. Semua harus ada keseimbangan," kata Anggita menutup penjelasannya. (*)