Bahas Tindak Lanjut Keanggotaan RI di BRICS

JAKARTA-Wakil Menteri Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir membahas tindak lanjut keanggotaan Indonesia di BRICS dalam pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Brasil Mauro Vieira.
Dalam pertemuan yang berlangsung di sela-sela Pertemuan Menteri Luar Negeri (FMM) G20 di Johannesburg, Afrika Selatan Rabu (19/2), Arrmanatha menyampaikan apresiasi atas dukungan Brasil terhadap keanggotaan RI di BRICS serta komitmen untuk aktif di organisasi tersebut.
"Sebagai anggota baru di BRICS, Indonesia berkomitmen untuk berpartisipasi aktif dalam seluruh agenda dan alur kerja BRICS," ucap Arrmanatha, menurut keterangan Kemlu RI di Jakarta, Kamis.
Dalam kesempatan yang sama, ia juga berharap Brasil dapat turut mendukung supaya ASEAN dapat diundang pada KTT G20 mendatang di Afrika Selatan.
Sementara itu, Menlu Vieira menyampaikan harapan supaya Presiden Prabowo Subianto dapat menghadiri KTT BRICS pada Juli mendatang di Rio de Janeiro, yang menurutnya dapat membantu RI memperkuat perannya di BRICS.
Selain membahas kerja sama dalam lingkup BRICS, kedua pihak juga membahas hubungan bilateral dan dinamika global seperti tantangan multilateralisme.
Dalam konteks bilateral, Arrmanatha dan Vieira membahas kerja sama di bidang ketahanan pangan dan sepakat menyusun peta jalan kerja sama bilateral yang lebih komprehensif.
Untuk itu, Indonesia mengharapkan Brasil supaya segera membantu dimulainya negosiasi perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif Indonesia-Mercosur (IM-CEPA), kata Wamenlu RI.
Terkait dinamika multilateralisme, Indonesia dan Brasil sepakat mengenai pentingnya upaya bersama dalam mendorong reformasi tatanan global supaya lebih inklusif dan mencerminkan keseimbangan geopolitik saat ini.
"Indonesia percaya bahwa kerja sama antara negara-negara Global South harus semakin diperkuat untuk memastikan sistem global yang lebih adil dan representatif," ujar Wamenlu.
Menurut keterangan Kemlu RI, Wamenlu RI berada di Johannesburg untuk mewakili Indonesia dalam pertemuan G20 FMM pada 20—21 Februari 2025. Pertemuan tersebut akan membahas dinamika geopolitik terkini dan evaluasi 20 tahun perjalanan G20 sejak pembentukannya.
Sebelum G20 FMM, para menteri luar negeri dan ketua delegasi negara-negara MIKTA (Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, dan Australia) juga bertemu untuk mengonsolidasikan peran negara-negara kekuatan baru (emerging powers) dalam tata kelola global. (ant)