Penelitian Bersama untuk Mendukung Program Blue Halo S
KAPAL RISET: Kapal riset OceanXplorer sedang menurunkan kapal selam untuk meneliti perairan. FOTO: ANTARA/HO-OCEANX --
Kawasan itu mencakup 125 ribu hektare terumbu karang yang merupakan empat dari 50 ekosistem terumbu prioritas dunia dan menjadi tempat bermukim 15,4 juta warga pesisir.
Menurut dia, kolaborasi penelitian tersebut mempunyai arti penting karena peran Wilayah Pengelolaan Perikanan 572 dalam menyediakan ketahanan pangan, penghidupan, dan dampak ekonomi yang lebih besar bagi masyarakat lokal dan sekitar.
"Pelaksanaan Blue Halo S mendukung tujuan strategis jangka panjang pemerintah dalam mendorong pertumbuhan produk domestik bruto perikanan, meningkatkan kawasan konservasi perairan, dan menjamin ketahanan masyarakat," kata Meizani.
OceanX akan mendatangkan kapal risetnya ke Indonesia pada pertengahan tahun depan. Kapal itu dilengkapi dengan kemampuan mutakhir yang memungkinkan para peneliti mengkarakterisasi secara menyeluruh habitat di berbagai lingkungan laut mulai dari wilayah pesisir hingga laut terbuka dan dalam.
Pengumpulan data yang komprehensif itu akan memudahkan pengkajian mendalam terhadap ekosistem laut secara keseluruhan dan terpadu.
Vincent Pieribone mewakili OceanX menegaskan komitmen organisasinya untuk mendukung visi Indonesia mengenai ekonomi biru yang berkelanjutan.
"Kolaborasi itu mendukung tujuan yang ditetapkan oleh Blue Halo S, memfasilitasi jalur inovasi menuju pelestarian laut dan mendorong pengelolaan perikanan berkelanjutan," pungkas Vincent.
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki potensi ekonomi 1,33 triliun dolar AS dengan tujuh potensi sumber daya alam senilai 0,8 triliun dolar AS (kontribusi 60 persen) dari bidang kelautan dan perikanan.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memandang Program Blue Halo S Indonesia sangat menguntungkan karena Indonesia merupakan salah satu negara yang menggunakan kebijakan penangkapan ikan yang terukur dan berkelanjutan berdasarkan kuota penangkapan dan menghasilkan ekonomi baru dari karbon biru yang mendukung sektor laut. (*)