TKA Bukan Sekedar Ujian, Tetapi Cara Murid Kenali Kemampuan
Kepala MAN 3 Kota Jambi didampingi Komite dan Wakil Kepala Madrasah meninjau pelaksanaan TKA.--
JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO-Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mengatakan pelaksanaan tes kemampuan akademik (TKA) bukan sekedar ujian, namun juga menjadi cara murid mengenali kemampuan diri masing-masing.
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (Dirjen PAUD Dikdasmen) Kemendikdasmen Gogot Suharwoto menyampaikan pernyataan tersebut saat meninjau langsung kesiapan laboratorium komputer di SMAN 6 Denpasar, Provinsi Bali.
“Anak-anak terlihat antusias dan percaya diri. Ini bukan ujian kelulusan, tapi kesempatan untuk mengenali kemampuan diri sendiri,” ujar Gogot dalam pernyataan tertulis di Jakarta pada Jumat.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, TKA merupakan tes nasional yang dirancang untuk membantu murid mengenali potensi dan bidang kemampuan mereka.
“TKA tidak wajib dan tidak menentukan kelulusan. Namun hasilnya bisa menjadi cermin bagi murid untuk memahami apa yang mereka bisa dan belum bisa, agar lebih percaya diri saat menentukan arah karier atau melanjutkan pendidikan,” imbuhnya.
Dalam peninjauan tersebut, Gogot juga memastikan pelaksanaan berjalan tertib dan adil.
Ia memastikan setiap ruang ujian dilengkapi satu proktor dan dua pengawas dari sekolah lain, dengan soal yang berbeda di setiap komputer untuk menjaga integritas asesmen.
Gogot menegaskan, TKA dilaksanakan secara inklusif dengan berbagai pilihan mode: daring penuh, semi daring, maupun luring.
“Sekolah yang belum memiliki laboratorium komputer bisa meminjam ke sekolah lain. Prinsipnya, TKA tidak boleh merugikan satuan pendidikan mana pun,” tegasnya
Ia menyebutkan sebanyak 347 murid di sekolah tersebut mengikuti TKA yang dilaksanakan dalam tiga sesi hingga sore hari.
Selain meninjau pelaksanaan TKA, Gogot juga memantau program revitalisasi satuan pendidikan di SMAN 6 Denpasar yang meliputi pembangunan perpustakaan, ruang OSIS, dan toilet.
Program tersebut merupakan bagian dari instruksi presiden (inpres) yang menyasar lebih dari 16.400 sekolah di seluruh Indonesia dengan total anggaran sekitar Rp16 triliun.
“Progres di sini sudah sekitar 85 persen dan ditargetkan rampung pada awal Desember,” kata Gogot.
Pada kesempatan yang sama, Kepala SMAN 6 Denpasar I Ketut Suendi menyampaikan apresiasi atas kunjungan Dirjen Gogot dan memastikan seluruh sarana, prasarana, serta dukungan jaringan internet telah siap sejak awal.