Keindahannya Selalu Memanggil Kembali
TEMPAT MENGINAP: Rumah panggung untuk menginap di Pulau Osi. --
Tak perlu berenang jika ingin melihat ikan-ikan dan biota laut seperti rumput laut, terumbu karang, hingga bintang laut di perairan Pulau Osi. Dengan mata telanjang sekelompok ikan, yang biasanya menjadi hiasan akuarium, gerakan berenang ikan seolah tarian menyambut wisatawan yang datang.
Tak terdengar deburan ombak, namun kicau burung jadi instrumen penenang suasana di Pulau Osi.
Jika langit Pulau Osi sedang cerah, hangatnya sentuhan Matahari menjadi pelengkap ramahnya Pulau Osi.
Pada malam hari, meskipun tak menggunakan lampu, wisatawan akan diterangi dengan sayup-sayup cahaya bulan dengan bintang-bintang bertebaran sejauh mata memandang.
Deretan rumah-rumah panggung yang menjadi penginapan bagi para wisatawan tersusun rapi menghadap ke sebuah pulau di tengah lautan. Masyarakat setempat menyebut pulau itu dengan sebutan Pulau Buntal.
Tak banyak sumber atau referensi kredibel tentang Pulau Buntal, namun kehadirannya menambah eksotisnya Pulau Osi yang memukau.
Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) Provinsi Maluku telah melakukan inventarisasi objek wisata unggulan di kabupaten bertajuk "Saka Mese Nusa" itu
"Kunjungan wisatawan ke SBB mulai meningkat ke sejumlah destinasi wisata yang menjadi sasaran wisatawan, salah satunya Pulau Osi, Air Putri Waiyoho, dan Kairatu Beach," kata Kepala Dinas Pariwisata Seram Bagian Barat Jems Riklof Kapuate
Pulau Osi secara karakteristik ada dalam otoritas pengelolaan daerah konservasi, sedangkan kewenangan pemda sejauh ini masih terbatas. Oleh karena itu, sampai saat ini pengelolaannya masih dilakukan swadaya masyarakat setempat.
Selain sebagai nelayan, masyarakat Pulau Osi sebagian besar hidup dari geliat objek ekowisata tersebut.
Mereka memanfaatkan peluang Pulau Osi sebagai ekowisata dengan membuat keramba ikan untuk diolah sebagai kuliner khas di Pulau Osi.
Seperti kebanyakan lokasi wisata lainnya, Pulau Osi juga memiliki kuliner andalan yang tak kalah nikmat di lidah penikmat boga.
Ikan bakar di Pulau Osi berbeda rasanya dengan ikan bakar yang dijual di perkotaan. Warga lokal menyebutnya "baru satu kali mati". Pasalnya, ikan bakar di Pulau Osi adalah ikan segar yang diangkat langsung dari keramba kemudian dibakar.
Pemilik rumah makan di Pulau Osi, Sarmin, mengatakan bahkan setiap libur Lebaran, semua restoran selalu ramai dikunjungi, termasuk miliknya.
Mulai dari warga lokal yang datang bersama keluarga dan teman-teman hingga warga kota yang jauh-jauh datang sampai menyewa kamar.