2 Pintu ke Luar Air dari Kabupaten Kerinci Tak Maksimal, Perlu Normalisasi
AIR DANAU KERINCI MELUAP: Pengunjung berjalan di tepi Danau Kerinci yang meluap di Sanggaran Agung, Kerinci, Jambi, Selasa (9/1/2024). Air Danau Kerinci meluap dan hingga kini belum juga surut. FOTO: ANTARA FOTO/WAHDI SEPTIAWAN/TOM --
Tak hanya di Kerinci, pihak BPBD Tebo masih tetap waspada terkait meluapnya Sungai Batang Tebo yang merupakan air kiriman dari Kabupaten Bungo yang mengancam beberapa daerah di Kecamatan Tebo Tengah.
Hal tersebut disampaikan Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Tebo Antoni Faksi saat dikonfirmasi Minggu (14/1) kemarin. Dirinya mengatakan bahwa hingga saat ini kondisi banjir di kabupaten mulai berangsur surat. Namun pihaknya masih tetap waspada terkait kiriman air dari Kabupaten Tebo yang nantinya bis mengakibatkan meluapnya Sungai Batang Tebo.
"Kalau di beberapa kecamatan sudah mulai surut, namun di Kecamatan Tebo Tengah masih tetap waspada , karena bakal ada kiriman air dari bungo melewati Sungai Batang Tebo," ujar Antoni.
Selain itu. Akibat banjir yang melanda Kabupaten Tebo, hingga saat ini 17 sekolah masih Diliburkan . Hal tersebut langsung disampaikan oleh Kapal Dinas Pendidikan Kabupaten Tebo, Ade saat dikonfirmasi Minggu (14/1) kemarin. Dirinya mengatakan bahwa prose belajar mengajar masih tetap diliburkan walaupun dibeberapa daerah sudah mulai surut.
"Sampai saat ini, sekolah masih kita liburkan, karena masih menunggu laporan dari masing-masing sekolah terkait kondisi banjir," ujar Ade.
Pihak Dinas Pendidikan juga sudah berkoordinasi dengan Pihak Damkar Kabupaten Tebo terkait pembersihan sekolah. Namun hal tersebut kata Ade masih menunggu laporan dari masing-masing sekolah terkait kondisi banjir.
"Kita sudah koordinasi dengan damkar, nantinya kalau sudah ada laporan dari masing-masing sekolah bahwa kondisi sudah surut, maka akan langsung kita siram dan bersihkan sekolahnya bersama dengan Damkar," terang Ade.
Terkait kerugian akibat banjir, Ade mengungkapkan bahwa pihaknya masih mendata kerugian sekolah akibat banjir, "kita masih menunggu data dari beberapa sekolah. Jadi belum bisa kita simpulkan besarannya" tuntas Ade.
Di Tanjabtim, selain pemukiman penduduk, beberapa fasilitas pendidikan juga terdampak luapan air sungai Batanghari beberapa hari belakangan ini.
Seperti yang terjadi pada SD 198/X Rawasari dan SMP Satap 10 Desa Rawasari Kecamatan Berbak, terlihat terendam banjir. Bahkan ketinggian air diatas lutut orang dewasa.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tanjabtim, Muhammad Edwar mengatakan, bahwa karena kondisi air di Dua sekolah tersebut sudah tinggi, sehingga pihaknya memperbolehkan siswa untuk belajar daring atau belajar dari rumah.
"Daring kita perbolehkan untuk mengantisipasi dampak kesehatan dan keselamatan siswa," katanya.
Tentunya dia menerangkan, pengajuan belajar daring itu langsung dari sekolah melalui Korwil Pendidikan setempat ke Dinas Pendidikan Kabupaten Tanjabtim dan disetujui oleh Sekda Kabupaten Tanjabtim.
"Terkait dengan Daring pak Sekda langsung yang memberikan izin, sekolah yang terdampak boleh atau tidak melaksanakan daring," jelasnya.
Diakuinya, belajar daring ini akan berlangsung selama air masih menggenangi sekolah. Jadi untuk sampai kapan belajar daring akan berlangsung, tergantung dari kondisi air. Namun pihaknya akan melakukan evaluasi setiap hari bersama Korwil.