Sering Jadi Objek Perundungan, Perlu Perhatian Khusus
HOME VISIT: Dua orang guru dari SMK Negeri 1 Sumberwringin Kabupaten Bondowoso saat home visit ke rumah siswanya. FOTO : ANTARA--
Haris Susanto, pengawas sekolah dari Cabang Dinas Pendidikan Jawa Timur wilayah Bondowoso yang ikut dalam kegiatan kunjungan guru SMKN 1 Sumberwringin ke rumah Ai menyatakan, begitulah memang seharusnya para guru dan sekolah memperlakukan siswa.
Sebagai pengawas pembina di SMK Negeri I Sumberwringin Haris merasa terpanggil untuk ikut untuk menyaksikan secara langsung upaya dan perjuangan guru untuk mengembalikan siswa ke sekolah.
Guru dan seluruh insan sekolah harus berjuang keras bagaimana anak didiknya mengikuti pendidikan hingga lulus, mendapatkan ijazah.
"Tapi memang perjuangan guru sekolah di desa, seperti SMKN 1 Sumberwringin ini, luar biasa. Perjuangan mengayomi siswa cukup berat karena rumah siswa yang jauh dari sekolah dan kondisi jalan yang kurang bagus," kata Haris kepada ANTARA.
Sementara itu, Kepala SMKN 1 Sumberwringin, Nur Yakuti, SPd, MPd, merasa sangat bersyukur karena guru-guru dan staf di sekolahnya mempunyai komitmen dan kepedulian yang tinggi terhadap para murid.
Bagi dia, karena situasi dan kondisi, maka kebijakan di sekolah ini mengharuskan fleksibel dan penuh toleransi terhadap keadaan darurat yang dihadapi murid. Anak yang tidak masuk lama tidak bisa langsung diberi "sanksi" tanpa didalami terlebih dahulu masalahnya. Jika siswa tetap berniat bersekolah, gurulah yang harus mengantarkan tugas-tugas sekolah agar siswa tidak ketinggalan pelajaran.
Instruksi dan pembinaan dari Kacabdin Pendidikan Jatim wilayah Bondowoso juga mengatakan harus mendukung penuh agar siswa mendapatkan hak untuk belajar, hingga naik kelas dan lulus sekolah.
Tugas guru adalah membantu semaksimal mungkin. Motivasi dari pimpinan di sekolah dan dari cabang dinas pendidikan inilah yang juga membuat guru-guru SMK Negeri I Sumberwringin selalu semangat dan optimistis dalam mengantarkan siswa mendapatkan masa depan yang lebih cerah dengan berbekal ijazah SMK.
Sebagian dari siswa ada yang berhasil dimotivasi oleh guru untuk melanjutkan ke perguruan tinggi, dengan biaya dari Kartu Indonesia Pintar (KIP)-Kuliah, yang dulu dikenal sebagai Beasiswa Bidikmisi. (ant)