Sekolah Daring di Muaro Jambi : Membangun Pendidikan dalam Kabut Asap
Kegiatan belajar daring menggunakan zoom meeting bersama siswa--
Oleh: Fatma Dewi, S.Pd,SD
MUSIM panas, kebakaran hutan dan lahan menyebabkan kabut asap baru-baru ini di wilayah Jambi. Hal ini berdampak kepada banyak aspek di dalam kehidupan, satu di antaranya adalah Pendidikan. Untuk menanggulangi masalah tersebut, pemerintah dengan sigap menerapkan pembelajaran via daring dan disampaikan melalui surat edaran tanggal 17 Oktober 2023 Nomor 420/2022/Sekretariat/Disdikbud/ 2023 perihal kegiatan pembelajaran pada masa kabut asap. Namun, seperti semua kebijakan yang terlihat baik di atas kertas, ada tantangan yang nyata yang perlu dihadapi.
Pertama, akses internet yang terbatas. Banyak daerah di Muaro Jambi yang masih belum memiliki infrastruktur berupa internet yang memadai. Akibatnya, para siswa dan guru kesulitan untuk terhubung secara daring. Hal ini berarti terdapat resiko yang cukup besar dimana sebagian siswa kemungkinan akan tertinggal dalam pelajaran.
Selain itu, pembelajaran yang dilakukan via daring juga memerlukan sarana dan prasarana yang memadai seperti gawai atau laptop. Namun, tidak semua siswa memiliki satu diantaranya. Oleh karena itu, apabila pembelajaran melalui daring dinilai menjadi pilihan terbaik, maka pemerintah daerah perlu melakukan peningkatan akses internet maupun memberikan bantuan peralatan sementara. Hal ini juga perlu dipikirkan dengan matang karena anggaran yang diperlukan cukup tinggi.
Meskipun memiliki tantangan, pembelajaran daring juga menawarkan peluang. Salah satu di antaranya adalah siswa dapat menjadi lebih terampil dalam menggunakan teknologi. Dari pengalaman mengikuti berbagai pelatihan yang didapatkan salahsatunya di Tanoto Foundation, keterampilan ini bisa menjadi keunggulan penting dalam dunia yang semakin terdigitalisasi.
Ini bukan hanya berarti mendapatkan akses ke informasi, tetapi juga memungkinkan mereka untuk mengembangkan keterampilan kritis yang diperlukan untuk berhasil dalam ekonomi global yang semakin terhubung.
Dalam menghadapi kabut asap baru-baru ini, pendidikan daring di Muaro Jambi memang menjadi pilihan yang masuk akal dalam situasi darurat. Namun, ada beberapa alternative lain yang bisa diberlakukan, di antaranya:
Kelas Virtual Interaktif: Dengan terbatasnya akses internet, maka kelas virtual yang singkat dan interaktif dapat menjadi pilihan. Pasalnya kelas ini dapat dijadwalkan secara berkala. Guru dapat memimpin diskusi, menyajikan materi, atau memberikan panduan melalui panggilan video atau melalui obrolan text yang ringan. Hal ini akan memungkinkan siswa untuk tetap terhubung dengan guru dan teman sekelas mereka. Contohnya, membuat mini games atau mini quiz tentang materi yang baru saja diberikan.
Penggunaan Materi Belajar Berbasis Teks dan Video: Agar memudahkan siswa dalam mengakses materi pembelajaran, guru dapat menyediakan materi pembelajaran melalui teks dan video. Ini akan memberikan kebebasan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan mereka sendiri, dan mereka dapat mengulangi materi jika diperlukan. Contohnya, guru memberikan sebuah video pembelajaran yang menarik siswa sehingga siswa tidak mudah merasa bosan.
Pembelajaran Mandiri: Guru dapat mendorong siswa untuk mengembangkan kebiasaan belajar mandiri. Ini mencakup perencanaan waktu, pencatatan penting, dan evaluasi diri. Dengan bimbingan guru yang tetap ada secara daring, siswa dapat memahami bagaimana mengatur diri mereka sendiri untuk berhasil dalam pembelajaran jarak jauh. Contohnya, guru memberikan arahan kepada siswa untuk membuat suatu karya melalui power point ataupun membuat sebuah video terkait tentang apa saja yang telah mereka dapatkan setelah kegiatan pembelajaran berlangsung.
Disaat bencana yang melanda dan pengaruhnya pada dunia Pendidikan, penting untuk tetap berfokus pada hak siswa untuk belajar dan mengembangkan kreativitas serta kemampuan berpikir kritis mereka.
Alternatif pembelajaran di atas bisa menjadi langkah awal untuk menjaga pendidikan tetap berlanjut di Muaro Jambi bahkan dalam situasi sulit ini. Ini akan membantu siswa merasa terhubung dengan pembelajaran mereka, mengembangkan keterampilan yang relevan, dan tetap terinspirasi untuk mencari pengetahuan, sekaligus menjaga semangat mereka yang mungkin terpengaruh oleh bencana alam yang melanda. (Guru SDN122/IX Petaling Kabupaten Muaro Jambi/ Fasilitator Daerah Tanoto Foundation)