Bank IBK Indonesia Catat Pertumbuhan Aset Jadi Rp 19,4 Triliun

Jajaran Direksi Perseroan PT Bank IBK Indonesia Tbk ketika mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) & Investor Relations, di Le Meridien, Jakarta, Selasa (13/2/2024). FOTO: ANTARA/M. Baqir Idrus Alatas--

JAMBIEKSPRES.CO - PT Bank IBK Indonesia Tbk (IDX: AGRS) mencatatkan performa positif pertumbuhan aset menjadi sebesar Rp19,4 triliun atau tiga kali lipat sejak perseroan pertama kali berdiri.

“Aset kami semakin tumbuh setiap tahun,” kata Direktur Perseroan PT Bank IBK Indonesia Tbk Lee Dae Sung, saat Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) & Investor Relations, di Le Meridien, Jakarta.

Di tengah tantangan ekonomi, perseroan dinyatakan mampu meningkatkan penyaluran kredit sebesar 16,5 persen secara year on year (YoY) menjadi Rp9,4 triliun, dibandingkan tahun sebelumnya yaitu Rp8,1 triliun. Pertumbuhan kredit tersebut didukung rasio Non Performing Loan (NPL) Gross yang masih sangat terjaga di angka 1,48 persen dan NPL Nett 0,95 persen.

Melihat dari sisi liabilitas, Dana Pihak Ketiga (DPK) turut mengalami peningkatan sebesar 6,13 persen menjadi Rp8,9 triliun dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp8,4 triliun. Sejumlah kinerja itu mengangkat laba bersih tumbuh menjadi Rp187 miliar atau naik 80 persen dibandingkan tahun sebelumnya, yakni Rp103 miliar. “Target jangka panjang kami untuk aset total adalah Rp50 triliun, dan profit itu adalah Rp1 triliun pada tahun 2030,” ujar Lee pula.

BACA JUGA:Tahun Terakhir Penyelesaian Tenaga Honor

BACA JUGA:563 ASN Pemprov Pensiunan

Dalam kesempatan itu, dilaporkan pula hasil dari keputusan RUPSLB, di antaranya menyetujui pengunduran diri Cha Jae Young dari jabatan sebagai Direktur Utama Perseroan, dan digantikan oleh Oh In Taek.

Proses penilaian kemampuan dan kepatutan Oh In Taek telah mendapatkan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Desember 2023. Sementara itu, untuk susunan Dewan Komisaris Perseroan tidak mengalami perubahan.

Perseroan telah pula menyetujui rencana aksi korporasi berupa penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau Right Issue VI.

Dalam RUPSLB, pemegang saham sudah menyetujui rencana Right Issue VI melalui penerbitan saham sebanyak-banyaknya 11,70 miliar lembar saham dengan nilai nominal Rp100 per saham.

Penambahan Modal dengan HMETD Perseroan ini diharapkan dapat memperkuat struktur permodalan, sehingga dapat menambahkan kemampuan Perseroan meningkatkan kegiatan usaha, kinerja, serta daya saing bisnis dalam dunia perbankan. (ant)

Tag
Share