Temukan Kenaikan Harga Beras

Reporter: |

Editor: Adriansyah |

Senin , 19 Feb 2024 - 19:13

Sekretaris Daerah Provinsi Jambi Sudirman --

"Dibandingkan sebelumnya, interval ini sudah menurun. Sebelumnya kita di tiga persen plus minus 1, kalo ini kita sudah di posisi maksimal tiga setengah persen dan minimalnya satu persen," pungkasnya. (mg1)

temukan kenaikan harga beras                            stok pangan aman jelang bulan ramadhan
jambi, jambiekspres.co- tiga pekan menjelang ramadhan 1445 hijriah, pemerintah provinsi jambi menyatakan kesiapan ketersediaan pangan di provinsi jambi.
sekretaris daerah provinsi jambi sudirman menjelaskan, pemerintah mengakui terdapat kenaikan harga di beberapa bahan pangan, salah satunya beras.
"kenaikan ada, seperti beras. namun untuk bahan pangan lainnya bisa dikendalikan," ungkapnya (19/2).
kata sudirman, kenaikan harga pangan memang sering terjadi menjelang ramadhan, ini sudah menjadi fokus pemerintah untuk ditanggulangi secara bijak.
"kalau bulan puasa biasanya kita mewaspadai itu karena yang paling utama bukan kemahalannya, tapi ketersediaan stok untuk memasuki bulan ramadhan," ucapnya sekda.
baca juga:empat rumah warga retak dampak pembangunan gudang pt. oscarmas
baca juga:posisi 5 incumbent di dpr ri terancam, ini prediksi penggantinya berdasarkan real count kpu
"kita kawal ketersediaan dan pasokan karena tim pengendali inflasi daerah juga bekerja berkoordinasi untuk ketersediaan bahan pokok ini," lanjutnya.
pengupayaan bahan pangan ini akan terus digerakkan, misalnya pada penyediaan bahan pokok seperti daging, telur, cabai, dan beras. 
sekda menambahkan, pihaknya berusaha dalam pengendalian harga bahan pokok agar tidak melambung tinggi.
"kenaikan itu biasa, sepanjang bisa dikendalikan," akunya. 
namun sudirman mengaku kondisi pangan provinsi jambi masih terkendali, tingkat inflasi aman. stok juga masih tersedia.
"kami tetap mewaspadai sesuai dengan amanah menteri, harus diwaspadai karena inflasi yang diharapkan secara nasional itu dua persen, dua setengah persen, plus minus satu," ujarnya.
"dibandingkan sebelumnya, interval ini sudah menurun. sebelumnya kita di tiga persen plus minus 1, kalo ini kita sudah di posisi maksimal tiga setengah persen dan minimalnya satu persen," pungkasnya. (mg1)